Geng Anak Badai yang Menyelamatkan Muaranya






Judul : Si Anak Badai
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
ISBN : 9786025734939
Tahun : Agustus 2019
Tebal : 322 hlm


Penulis produktif tanah Air, Tere Liye kembali menerbitkan buku serial bertajuk anak Nusantara. Jika sebelumnya ada serial anak mamak dengan 4 kakak beradik beserta kisah sang mamak di buku si anak cahaya, maka mungkin kalian akan menunggu kisah siapakah yang ada di serial anak badai ini?

Banyak yang mengira ini adalah kisah Bapak, sebagian lain mengira ini adalah kisah paman Unus, adik Mamak yang juga menjadi idola empat bersaudara.

Ternyata dimulai si anak badai ini, tidak akan berputar di keluarga Mamak Nurmas, melainkan akan terus berlanjut bertemu dengan anak-anak istimewa dengan kisah dan lokasi berbeda.

Membaca di halaman Facebook sang penulis, ini adalah salah satu upaya untuk menumbuhkan minat baca para remaja. Memang terkadang remaja cenderung menyukai serial daripada novel yang berdiri sendiri.

Baca juga : Review Serial Bumi Tere Liye

Kampung di Atas Air

Kita tinggalkan sejenak perkampungan yang berada di tengah hutan, dibentengi bukit barisan yang menjadi latar tempat novel si anak mamak.

Mari berkenalan dengan sebuah kampung bernama Manowa. Sebuah desa yang berdiri di atas sungai. Bersambung pada muara, tempat singgahnya kapal-kapal yang sedang berlayar.

Kisah dibuka dengan mimpi Zaenal bertemu bajak laut yang hendak merampas desanya. Ketika bangun, ternyata ia ketiduran di bale-bale tempat ia dan ketiga kawannya yaitu Ode, Malim dan Awang menunggu koin dari setiap kapal yang singgah. Seperti kebanyakan anak pesisir, menyelam berebut koin yang dilemparkan penumpang.

Siapa sangka, bajak laut yang ada dalam mimpi berwujud seorang penumpang kapal yang hari itu banyak sekali menghamburkan uang koin.

"Saya sudah melihat bangunan sekolah. Masih bagus kandang kambing di kota..." "Kabar baiknya, diatas kampung ini akan dibangun pelabuhan besar. Terbesar. Kalian mesti bangga, nama Manowa tetap akan terpakai untuk nama pelabuhan." (hlm 148)

Ya, masalah timbul ketika 'bajak laut' dan pejabat utusan gubernur yang harusnya mengabdi untuk rakyat malah menjerat. Bukannya memperbaiki prasarana malah menghina.

Disinilah, tokoh utama lainnya 'sang kapten' berperan sehingga ia sendiri menjadi korban kekuasaan di kemudian hari.

"Kau yang main putus seenaknya saja. Kehidupan kami baik-baik saja tanpa pelabuhan itu. Lagi pula, kami tidak pernah diajak bicara tentang rencana pembangunan pelabuhan ini." (Hlm 151)

Tapi orang yang memegang kekuasaan akan selalu menang, hingga akhirnya


KRAAAKKK! Aku mendongak. Belalai ekskavator menghantam atap sekolah. Meluruhkan gentengnya, mematahkan kayu-kayunya. Kami semua terdiam. Itu pemandangan yang sangat mengenaskan. (Hlm 290)

Satu persatu bangunan di desa mulai dirobohkan, salah satunya adalah gedung sekolah Zaenal. Betapa hancurnya perasaaan anak-anak desa Monawa. Bagaimana anak kampung tersebut akan belajar.

Terkadang, para pejabat kita sering bersikap arogan. Mengganggap sebuah proyek penting tanpa melihat kepentingan rakyat itu sendiri.




Beberapa teman bertanya, kenapa menjadikan buku Tere Liye sebagai favorit?
Salah satu pertanyaan mereka begini,
"Aku belum pernah membaca karya TL, emang gimana sih?"

Setidaknya dalam buku serial ini, ada dua poin yang disampaikan penulis

  • Kesetiakawanan Seorang Sahabat

Dalam setiap bukunya, baik dalam narasi dan dialog, banyak sekali kalimat bermakna yang bisa menjadi quote menarik, salah satunya ini.


Di gambar adalah dialog ketika Zaenal membujuk kawannya yang enggan sekolah karena merasa sekolah tidak cocok baginya.

Dengan menjadi pencari koin yang dilemparkan penumpang, Malim merasa ia sudah mendapatkan uang. Jika dikumpulkan, ia akan bisa mulai menjadi saudagar. Ditambah, Malim memang piawai berdagang, saat ia berhasil menjual ikan hasil tangkapannya.

Tapi, sahabat sejati tidak akan meninggalkan kawannya, membiarkan kawannya di jalan yang salah. Maka dengan semangat pantang menyerah, Zaenal mendatangi Malim setiap kali pulang sekolah. Hingga salah satu dari mereka menyerah.

  • Kecintaan Seorang Ibu

Tere Liye selalu 'memaksa' kita untuk mengingat apa saja yang sudah dilakukan Ibu kita. Bandingkan dengan umur kita sekarang dan apa yang sudah kita lakukan untuknya.

Saat terdengar berita orang kota dan utusan gubernur akan datang, ramai warga desa menyambutnya. Ibu-ibu berinisiatif menyambut dengan rebana. Tampil berarti harus dengan pakaian baru dan seragam. Maka, ibu Zaenal yang merupakan tukang jahit di kampung tersebut menyanggupi untuk membuat seragam karena ia tidak terlibat dalam grup rebana.

"Kalian lihat sendiri, Mamak menjahit siang dan malam. Mamak pasti capek. Mesih perahu saja kalau dipaksa menyala terus menerus akan sangat panas. Bisa-bisa meledak. Padahal itu mesin perahu, yang kerjanya itu-itu saja. Oi, Mamak sebaliknya, dia juga harus mencuci baju, menyetrika, membersihkan rumah, menyiapkan makanan. Mamak melakukan segalanya di rumah ini, bukan?
Hebatnya lagi, mamak kalian melakukan hal luar biasa itu di tengah kesibukannya menjahit." (Hlm 122)

Penggalan dialog diatas adalah perkataan ayah Zaenal ketika Zaenal dan kedua adiknya protes karena sang Ibu sibuk berkutat dengan jahitan grup rebana yang akan menyambut tamu utusan gubernur hingga menyiapkan makanan seadanya.

Pemberitahuan tiba-tiba membuat mamak harus menyelesaikan seragam hanya dalam kurun waktu beberapa hari saja.

Jika dilihat dari kacamata seorang anak di novel ini, maka kita akan melihat apa yang dilakukan seorang ibu itu adalah ketidakpedulian dengan mengabaikan tugasnya.

Tapi setelah perkataan Bapak, sadarlah Zaenal bahwa selama ini Mamaknya adalah super mom. Jadi, jika kali ini Mamak sedikit keteteran, sebagai anak seharusnya dapat memaklumi.

Pun di serial anak mamak lainnya. Dalam kisah Eliana (si anak pemberani) misalnya, si sulung itu merasa bahwa ketidakadilan selalu menimpanya. Apapun, ia yang akan disuruh dan akan disalahkan sekalipun itu perbuatan adik-adiknya hanya karena ia anak sulung.

Hingga suatu hari Elliana marah kepada Mamak sehingga memutuskan kabur ke rumah Wak Yati.

Tanpa diketahuinya, setiap malam Mamak datang menanyakan kabar hingga memeluknya sambil meminta maaf. Di hari terakhir menginap, Elly yang tahu segera memeluk dan meminta maaf kepada Mamak nya.

Bagi seorang ibu, marahnya berarti peduli. Omelannya mengandung curahan kasih sayang yang kadang disalahartikan oleh sang anak.

Maka kawan, semarah apapun kita kepada Mamak, Ibu, Umi, Emak, Bunda, Mami ingatlah kembali perjuangannya mengandung, melahirkan, membesarkan hingga menjadi dirimu yang sekarang.

Sudah berapa lama tidak menelpon ibu bagi kalian yang merantau?
Sudah berapa lama tidak membawa ibumu bersenang-senang?
Masihkah terus menyebut nama mereka dalam doa-doa mu?

Tere Liye dan Korupsi

Really suprise, ketika penulis memasukkan unsur politik dan korupsi. Sebagai penulis Tere Liye memang kerap menuliskan opini dan kecaman terhadap korupsi di lini social medianya, Fanpage facebook. Dalam satu seminar di Kota Medan, beliau mengatakan "awal karir menulis saya bukan fiksi, melainkan opini berupa ekonomi dan keuangan di media masa, butuh usaha keras hingga diterbitkan pertama kali di koran kompas."

Maka, ketika beliau menerbitkan novel bergenre politik, aku sangat menyukainya. Serasa apa yang terjadi di negara ini tergambar dalam novel tersebut. Pun ketika beliau menyampaikan opini di halamannya.

Lalu apakah buku ini bergenre politik? Bukan, novel yang ku maksud diatas bukan ini. Tapi novel Tere Liye lainnya.

Hubungannya dengan korupsi adalah orang yang ingin melakukan pembangunan pelabuhan di desa terbukti ada kongkalikong dengan para pejabat utusan gubernur. Lalu bagaimana anak badai mengungkapkan kejahatan ini?

Di buku ini, Tere Liye mengajak kita berjuang membela diri terhadap kepentingan satu pihak. Tidak harus orang dewasa yang melakukannya, kita para anak muda, remaja juga bisa berjuang. Ingatlah bahwa di tangan pemuda, Indonesia bisa merdeka. Di tangan pemuda juga, Islam bisa membebaskan Konstantinopel.

Jangan lupakan perjuangan mamak dalam setiap kisah anak hebat.

Lalu bagaimana nasib kampung Zaenal?
Bacalah lebih lanjut kisah heroik geng anak badai menyelamatkan desa dengan kemampuan khas anak pesisir. Di buku terbaru terbitan Republika, si anak badai. Untuk mendapatkan diskon, bisa membelinya langsung di website penerbit kesayangan kita bersama, bukurepublika.id.



***

Baca juga

https://www.bintuanshari.com/2019/10/mudahnya-menjadikan-wakaf-sebagai-gaya.html?m=1

https://www.bintuanshari.com/2019/05/seorang-sahabat-semasa-di-pondok.html?m=1

Posting Komentar

48 Komentar

  1. waaaaah..lengkap sekali reviewnya, mbak. sirik saya! bikin review buku rutinkah? saya pernah janji sama diri sendiri untuk serius baca lalu bikin review. tapi sejauh ini baru janji palsu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau rutin tapi malas wkwk, apalagi sejak ada Ig story', aku review di Ig story' seringnya flash Review 🙈😂

      Hapus
  2. Penulis satu ini sampe bikin aku rela beli ebooknya di playstore. Tapi judul yg ini belum ku baca sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buku terbaru ini mas, Agustus kemarin terbit.. Kuy beli dan baca

      Hapus
  3. Tere Liye ini cukup cerdas memotret realitas. Salah satu fungsi sastra ya kritik sosial, jadi gak heran kl ia mengritik persoalan sosia budaya lewat goresan penanya. Btw, kl kumcer Sepotong Hati yang Baru, Una udah baca? Kakak nangis bombay pas baca ituh, wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum lah kak ituu, tapi memang karya TL itu genre petualangan aja ada ajaaa satu alur yang buat nangiss, pinter banget aduk aduuk perasaan

      Hapus
  4. Untuk urusan aduk mengaduk perasaan lewat cerita Tere Liye emang juaraaak...
    Wah, Una udah gercep bikin tulisan di buku barunya Tere Liye

    Saluuuute

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang juaraaa kali bang Tere ini kak,
      Kalau gak gercep, ntr malas dan gak jadi bikin 😂

      Hapus
  5. Aku suka tere liye pure kpd karyanya, jd msh pilih2. Gda masalah sih sm orgnya, tp beda cara dg aku suka karya ahmad tohari, yg setiap ketemu bukunya selalu suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang ada yang seperti itu sih ya kak,
      Aku tuh suka banget sama karya Tere Liye mulai tahun 2017 sih, agak telat emang, tapi setelah itu buku beliau yang terbit aku sellau baca tapi buku-buku sebelumnya ada juga sebagian yang belum kubaca, tapi overall suka semua sihh hehe

      Hapus
  6. Point yang kedua itu bikin baper. Udah setua ini tali tetep aja masih ngerepotin emak. Hiksss malu sekali mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah kita sebagai anak kak,
      Kan ada ungkapan tuh selesai sama anak, emak emak belum selesai karena masih ada cucu...
      Gapapa ngerepotin selagi emaknya gak keberatan, yang penting sering bahagiain jugaa

      Hapus
  7. Emaaak..kurindu emak jadinya setelah baca. Tere Liye selalu ya kuat ceritanya. Latarnya pun entah seperti bikin pembaca beneran di tempatnya. Kece badai.
    Ku pun jadi kepo mau baca tuntas bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangettt mbak,
      Genre apapun soal hubungan orang tua selalu disematkan di dalam..
      Soal latar setelah baca berasa pengen jadi anak kampung 😂

      Hapus
  8. Cerita-cerita yany ditulie Tere Liye memang selalu memikat ya, Mbak. Saya juga baca untuk menambah referensi saya. Dan dari ulasan Mbak Muna, menarik sekali ini dari mimpi anak kecil bertemu bajak laut, lalu berubah jadi kenyataan.
    Wah.. wajib segera saya cari bukunya nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kuy mas,
      Bagiku, inspirasi selalu mengalir sih habis baca buku-buku TL

      Hapus
  9. Udah lama gak baca buku saya..
    Boleh juga cari ini..
    Kikira di gramed ada ga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adaa dongs kakak,
      Cus ke gramed sekarang juga 😁

      Hapus
  10. Pas ada tulisan Manowa, saya langsung sekalian searching dimanakah itu. Ternyata ga ketemu di Google. Buku Tere Liye memang banyak yang menginspirasi, mulai dari kisah hingga kearifan local. Habis ini mau ke Gramed deh, beli bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adaa mas, tapi agak diplesetin dikit,
      Yang sebenarnya Manawa di sulawesi,
      Karena di novel dijadikan Manowa hehe,

      Cus ke gramed, karya TL menginspirasi sekaligus menghibur

      Hapus
  11. wow asik ya baca kisah petualangan dengan setting Indonesia. menambah wawasan dan cinta taah air

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget mbakkk,
      Indonesia itu keren keren daerah dan warganya,
      Ketika baca auto pengen traveling hehe

      Hapus
  12. malah jadi penasaran dengan serial anak mamak dengan 4 kakak beradik beserta kisah sang mamak nya... secara aku 4 kakak beradik hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, cus baca kak, judulnya si anak pemberani, kalau cover lamaa judulnya Eliana,
      Kakak bakal ngerasain apa yang dirasain si Eli hehhe

      Hapus
  13. Saya suka Tere Liye yang lama. Lebih dalam dan lekat membekas. Tulisan yang sekarang lebih renyah, tapi saa malah jadi kurang suka, Mungkin karena usia dan cara berpikir saya yang sudah beda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak sudah baca yang mana saja? Jadi kepo aku heheh

      Menurutku sama aja sih mbak, hehe
      Tapi bisa jadi karena umur yak, sekarang yang banyak dikeluarkan seri petualangan yang memang untuk segmen remaja dan ingin meningkatkan semangat membaca ditambah sudah pake co-author sekarang..

      Hapus
  14. Penulisnya terbawa banget dalam menulis review, sampai saya ikut terbawa dan merasakan bagaimana kisah anak badai. Bikin penasaran banget pengen baca novelnya juga.
    Tere Liye memang selalu membuat pembaca hanyut sampai saya juga seakan berada di alur cerita yang disampaikannya.
    Kritik sosial dalam novel itu penting karena kita tidak bisa melepaskan diri dari realitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berati bang TL termasuk yang sering kritik sosial dalam karyanya ya mbakk,
      Ayo mbak beli seruuuu hehe

      Hapus
  15. Aku udah jarang baca buku nih. Habis baca ini jadi pengen beli bukunya. Walau aku juga jarang baca buku Tere Liye.

    Kalau murid2 ku pembaca setia Tere Liye mbak, yang buku ini pasti mereka suka dan sudah ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo buruan beli bang dan emang target bang Tere itu remaja, mau bikin mereka punya hobi baca bang

      Hapus
  16. untuk novel Tere Liye yang satu ini belum aku baca, karena masih baru menyelesaikan beberapa novelnya bang Tere

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang banyak bet sih novel TL ini kaaak, ayo buruan yang ini juga gak kalah seru

      Hapus
  17. Tere Liye itu novelnya selalu punya cerita unik. Aku suka aja gitu dengan sudut pandangnya.

    Awalnya aku pikir penulis ini wanita, eh gak taunya pria 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak yg nyangka cewek emang kak xixixi
      Iya bener tampak sederhana tapi wow gituu, misal kaya judul Hujan, sebenarnya mau ceritakan tentang cinta anak manusia tapi ilmiah banget diceritakan nya hihi

      Hapus
  18. Astaga reviewnya lengkaaap :D

    btw, tere liye ini emang jagoan sih, bukunya banya bet dan yaaaaa, bagus semua :' nga tau lagiiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, dan kalau udah baca yg series, satu selesai jadi galau nunggu lanjutannya 😌😂

      Hapus
  19. Wooowww.. Koreksinya lengkap... Saya juga penggemar tere liye... Tapi yg edisi anak2 ini blm pubya. Stlh baca ini jadi pingin beli hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak dibelii, gak kalah seru, langsung pengen seleseinn hihi

      Hapus
  20. Belum pernah baca sih bukunya berjudul si Anak Badai ini. Tapi, setiap buku/ novel yang ditulis oleh Tere Liye, pasti bagus2 semua ya. Jadi pengen baca juga bukunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurutku sih bagus semuaa mbakk, karena jatuh cinta sama buku pertama yg aku baca, kesininya jadi nagih, bahkan buku fantasi pertama yg aku baca ya buku Tere Liye serial Bumi hehe

      Hapus
  21. Aku belum punya yang cahaya dan badai ini. cahaya cerita si mamak dan badai cerita bapaknya kan? pengen beli belum punya budgetnya. Hehehe.. favorit seri ini karena latar tempatnya daerah tetangga asalku plus nilai parentingnya dapat.

    BalasHapus
  22. cepat pulang!!! maklum mo pinjem kagak jadi jadiii :((( ini seseru serial anak mamak gak sih kak?

    BalasHapus
  23. Tere Liye ini memang juaraaak. Dan Alhamdulillah, diresensi Una super lengkap. Bravooooo

    BalasHapus
  24. Tere liye mah tempatnya cerita - cerita yng mnggugah perasaan...
    Artikelnya mantap dan lengkap...

    BalasHapus
  25. Buku tere liye kayak bebawang ya na...hehehe...tapi itu pulak yabg buat sukak. Selain itu quote2 nya...sampek banyak tak screenshoot...

    BalasHapus
  26. udah lama gak baca karya TL huhu

    BalasHapus
  27. Tere~Liye salah satu penulis favorit kk dan suami na. Kalo hawa politik, akan kental sekali pas kita baca di Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk. Tapi belum punya yang Geng Anak Badai ini nih.

    BalasHapus
  28. Keren kak, tapi aku selalu males baca buku yang berat - berat gini, ngantuk baca buku gambar aja tidur 4 hari. Wkwk
    .
    Btw mampir ke blog ku juga ya kak

    BalasHapus