Nantangin Om Pep Guardiola Part 5 (the End)




Yeiyy!!! Gw ga harus memuji om Pep, karena beliau kalah. Gw ga harus nangis karena tim kesayangan gw berhasil menghajar timnya sampai babak belur sekaligus menghentikan langkah mereka menuju final untuk mempertahankan gelar. Iya, El real berhasil melangkah ke final mengalahkan Fc Holywood *walau gw harus rela melihat kebanyakan anak der panzer kecewa karena tidak bisa mempertahankan gelar* yang ditukangi oleh sang pelatih berkepala plontos tersebut. Di Final yang berjuluk derby dan menjadi yang pertama sebagai tim sekota dan kelima dari tim senegara, Los Blancos mampu menunjukkan keperkasaannya dengan menghancurkan tim tetangga Atletico dengan skor telak 4-1 walau awalnya tertinggal, walau harus bekerja keras pada babak tambahan waktu. Akhirnya sang El Capitano mampu membawa timnya menjadi jawara di Eropa, seorang Cassilas terlihat kemampuannya, walaupun di liga dicadangkan dan hanya menjadi strater di dua kompetisi saja, tapi kompetisi tersebutlah yang berhasil diraih Madrid. 

Pada dasarnya gw ga harus mengucapkan selamat kepada om Pep, karena pada akhirnya tim asuhannya tidak berhasil menghadang tim gw yang akhirnya menjadi jawara. Tapi gw tetap  respon, dengan kepiawaiannya Muenchen tetap memegang bundesliga dan juga mempertahankan trophy Dfb Pokal. So, cangratulation Om, sudah berani meninggalkan tanah Catolonia menuju negeri Nazi. Walaupun sekali lagi om itu memasuki tim yang sudah siap dan baru saja menjadi treeble winner oleh opa Junkess. Tapi melihat Barca yang kocar kacir bahkan puasa gelar pada tahun 2014 gw akui kalau pengaruh om Pep sangat besar disana, ketika kehilangan om, mereka seakan kehilangan ruh permainan yang pada akhirnya pelatih baru yang menggantikan om mundur karena tidak bisa menghadiahkan satu gelarpun. Dua gelar Los Blancos dan satu gelar lagi dimiliki oleh tetangga madrid yang sudah begitu bersusah payah sampai pertandingan terakhir. So, sekali lagi selamat om!

Tapi sebelum ditutup gw masih ada satu hal yang gw keselin dari om Pep ini *ada aja yang gw kesalin, haha* berhubungan dengan timnas kesayangan gw, Der Panzer. Ketika piala dunia berlangsung banyak pihak atau lebih layak disebut komentator asal Indonesia sebut saja coach RD yang menyatakan bahwa “permainan der Panzer bisa bagus seperti sekarang ini adalah karena campur tangan Pep yang menangani Muenchen yang berhasil menjadi jawara baik di lokal maupun Eropa *hello! Berhasil menjadi jawara Eropa, tiga gelar sekaligus itu pada masa opa Jupp Heyenkess loh, bukan masa om Pep, tahun lalu ketika menjadi juara champion karena berhasil membekuk tim asal Catalan, nah sekarang ketika diasuh om Pep malah dihadang sekaligus dihajar Madrid tanpa ampun* kok malah bisa-bisanya pengaruh om Pep menjadikan permainan mereka bagus.Ok, kalau masih bisa mempertahankan dua gelar, tapi gelar bergengsi itu malah terlepas. Masih pantas kalau dikatakan permainan bagus Der Panzer sedikit baiknya ada pengaruh dari om Pep?
Ditambah lagi coach RD mengatakan kalau dari tahun 2008 -2012 Spanyol yang berjaya karena banyak sebagian besar isi timnas adalah punggawa Barca yang diasuh oleh Pep Guardiolla. Kalau lihat komentar terakhir ini memang iya sih, kepergian Pep membuat Barca kocar-kacir tanpa gelar dan itu berlanjut ke timnas yang harus angkat koper terlebuh dahulu karena tidak lolos dari grup. Sedangkan Jerman malah berjaya di Brazil setelah kedatagan om Pep. Ok, kalau gw sedikit setuju, tapi tetap bagi gw yang berjasa membuat timnas Jerman berhasil ya karena semua pemain dan pelatih the bavarian sebelumnya opa Heyenkess dan tentu saja om Loew. Kalau menyoal permainan, menurut gw permainan timnas Jerman lebih mirip dengan permainan tim gw El Real, sama-sama mengandalkan pola 4-2-3-1 dan serangan balik mematikan. Tapi memang sih sekarang, semenjak om Pep melatih bayern terjadi juga perubahan pola ditimnas, ozil yang selalu menjadi gelandang serang yang berposisi di tengah tiba-tiba harus menjadi gelandang sayap tanpa ada striker murni di depan, begitupun dengan era Madrid Opa Ancelotti juga lebih sering mengandalkan formasi 4-4-3. Yah apapun itu gw uda selesai dengan urusan om Pep, dan selanjutnya gw akan nulis tentang keberhasilan Jerman menjadi jawara dunia.

Ohya sebelum mengakhiri part ini gw mau nulis sedikit tentang pemain terbaik dunia katanya. Messi, pada part pertama sebenarnya yang gw tantangin adalah Pep dan Messi. Karena pada akhirnya yang menjawab tantangan gw om Pep doang, jadilah gw fokus dengan beliau doang. Tapi sebelum ini berakhir gw izin lagi dong nulis tentang Messi. Gw cuma mau bilang kalau Messi ga pindah dari Barca, selamanya gw akan anggap dia cemen. Selamanya gw ga akan ngakui kalau dia pemain yang hebat, walaupun musim mendatang menarik untuk dicermati, selain om Pep keluar, Puyol pensiun, Xavi yang akhirnya pindah *malah dia yang menjawab tantangan untuk pindah* dan juga Alves yang belum jelas masa depannya. Layak ditunggu Messi tanpa ‘pelayan’ andalannya. Begitupun di timnas argentina, julukan pemain terbaik katanya seperti tidak berguna dengan tidak berhasilnya tim tango menjadi jawara. Sama seperti 4 tahun lalu, dengan status bintangnya ia tidak mampu memberikan yang terbaik bagi timnas. Yang mengherankan pada akhirnya ia disematkan menjadi pemain terbaik pada PD 2014 *hapa-hapaan ini, dinilai dari apa ia bisa menjadi pemain terbaik, ohya gw lupa, opa Blatter kan ada disana, tidak berhasil menjadikan Messi sebagai peraih balon d’or ternyata opa menempatkannya disini* ini bukan gw saja loh yang protes bahkan seorang Maradona saja heran atas gelar tersebut, dengan jelas beliau mengatakan bahwa permainan Messi sepanjang turnamen biasa saja, dan penghargaan itu hanya sebagai rencana pemasaran. See! Kalau Maradona saja berkata seperti itu apalagi gw? So, Messi kapan kau akan menjawan tantanganku? Eh tetap ya part ini tidak disambung, berakhir di sini saja.
Medan, 15 Juli 2014
01.44 a.m
Best Regard, Una Anshari




Posting Komentar

0 Komentar