ozil oh ozil part 2



Antara Gw, Ozil dan Madridista
Gw madridista, fans ozil, dan tetap menjadi madridista walau sekarang sering mantengin tv ataupun baca berita terkait the gunners selama ozil memperkuat tim meriam londen itu. Oh tidak, jauh sebelum itu, karir hobi gw di dunia persepakbolaan adalah ketika piala dunia Korean-Japan 2002. Gw fans beratnya Die Nationalmannschaft  yang akhirnya sukses masuk babak Final, namun impian om klose untuk angkat trophy  terhenti karena dikalahkan oleh negeri samba, negerinya para duo boneng kala itu. seiring om Klose, om Ballack tua dimakan umur dan tidak lagi menjadi idola, serta om Oliver Khan yang sudah pensiun gw tetap setia dengan Der Panzer yang akhirnya tahun 2010 gw temui sosok Ozil di skuat negeri nazi yang begitu gw kagumi. Selain karena statusnya sebagai keturunan muslim Turki, tetapi juga kelihaian mengolah bola dan kecerdasannya dalam mengumpan si kulit bundar. Tidak diragukan, saat ini meski banyak gelandang serang terbaik, tapi bagi gw Ozil tetap menjadi playmaker lapangan hijau terbaik dunia. Kalian sudah pasti bisa nebak tulisan ini akan mengarah kemana. Ya, tentu Ozil menjadi bahasan kita di tulisan ini.
This is the second time tulisan gw tentang pindahnya Ozil. Tapi tetap membuat tangan gw ga berhenti nulis tentangnya. Walau di klub barunya Ozil langsung bermain ‘hebat’ tanpa ada hambatan beradaptasi dengan rekan tim dan klub baru serta langsung menjadi idola baru publik emirates dengan pernah membuat beberapa suporter fanatik the gunners beramai memakan jersey yang bernamakan Ozil dan berfoto tepat di depan stadion. Itu memang kabar bahagia, karena ternyata ia diterima, tapi tetap gw sebagai madridista masih belum ‘merelakan’ kepergiannya.
Seriusan, air mata gw saat ini terus mengalir. Sudah beberapa bulan lalu kepindahan Ozil menjadi headnews mengalahkan transfer gila-gilaan ‘pujaan’ baru publik barnabeu termasuk gw kalau pada saat yang sama berita mengejutkan yang membuat gw galau semalaman ga bisa tidur menjadi hot issues. Bale pemain terbaik dunia tidak lagi menarik hati. Jelas, karena sebagai penggemar Ozil sekaligus madrisdista gw kecewa berat dengan keputusan manajemen los Blancos melepaskan pemain yang paling setia ‘melayani’ bombernya terutama CR7 dalam soal service gol. Ntahlah, semua tidak habis pikir apa yang madrid pikirkan kala itu, bukan saja suporter setia ‘si putih’ yang dibuat kaget, bahkan rekan timnya pun kaget bahkan ada yang tidak terima, sebut saja Ramos, Arbeloa, Khedira, Isco (yang disebut sebagai orang yang menggusur posisi Ozil, tapi belakangan setelah kepindahannya, Isco malah jarang dimainin) dan tentu saja Cristiano Ronaldo. Kompatriotnya di timnas Jerman Muller dan pelatih der panzer Mr. Loew juga turut mempertanyakan keputusan aneh Madrid. Pelatih kubu lain seperti Jurgen Klopp dan beberapa pesepakbola lainnya[1]. Gw? Ga usah ditanyain, berbagai macam pertanyaan berkecamuk in my mind.
Itu semua memang sudah 3 bulan berlalu, disatu sisi publik barnabeu kecewa dengan berteriak “ozil tidak untuk dijual” dalam bahasa spain persis saat perkenalan Bale di hari pertamanya menginjakkan kaki di lapangan santiago barnabeu. Sisi lainnya, ada publik yang sumringah mendengar kabar kepindahannya di klub kesayangan mereka, bahkan para tim serekannya menyambut baik kedatangan ozil, bahkan pemain tengah yang notabenenya bakal bisa ‘tergusur’ dengan kehadirannya. Tapi tetap pembelian sang arsitek tim mendapat pujian walau menjadi rekor baru transfer termahal klub asal London tersebut. Itu memang menjadi berita fenomena di penghujung jendela transfer musim 2013-2014. Banyak yang menganggap Madrid melakukan blunder dalam menjual pemain, walau Ozil menjadi penjualan termahal Madrid. Karena selama ini madrid hanya dikenal sebagai pemecah rekor transfer pembelian dan ketika dijual pemain tersebut tidak semahal pembeliannya. Itulah klub idola gw, sampai-sampai para ponakan gw yang baru berumur 3 tahun dan ada yang baru berumur 1 tahun ketika oktober kemarin udah gw cekokin bahwa kita adalah ‘madridista’.
HOLA MADRIDSTAAA!!!

Boleh dibilang, gw sedikit lega dengan kepergian sang entrenador Jose Mourinho. oh c’mon guys, gw sama sekali ga benci dengan om mou, justru gw sangat kagum sekaligus menghormati karena ia mampu menjadikan tim racikannya jawara di tiga liga berbeda, di Porto, Inter, Chelsea dan juga Madrid tentunya. Tapi sikapnya yang sering memicu hal kontroversial membuat ia sering ‘slek’baik dengan anak asuhnya ataupun lawan timnya di liga. Terlebih lagi ketika partai el clasico. Jauh sebelum mourinho datang rivalitas klasik diantara kedua tim memang sudah terjadi, namun intensitas persengitan antara keduanya semakin nyata kala Mourinho datang. Pasalnya, kedua tim juga memiliki pemain terhebat yang juga bersaing secara individual. Tapi, sekalilagi demi keseimbangan tim, gw sangat lega karena akhirnya om Mou pergi, dan bagusnya kepergiannya bukan karena ia dipecat atau memiliki hubungan buruk dengan manajemen, suporter ataupun pemain.Hanya sama-sama dewasa, ibarat pasangan yang saling memutuskan ikatan satu sama lain, bukan karena benci tapi sama-sama sadar tidak cocok lagi untuk bersama.  

Awalnya, gw kira kepergian om Mou yang diganti dengan seorang entranador berpaspor Italia akan menjadi lanjutan perjalanan indah madrid, tapi ternyata tidak! Dimulai dari harapan semua madridista agar el capitano san Iker akan dimainkan kembali, yang ternyata seorang Carlo Ancelotti lebih memilih Diego Lopes karena dalam sejarah kepelatihannya faktor fisik lebih tinggi menjadi sebuah keharusan bagi seorang kiper. Bukan salah seorang Diego yang bisa tampil bagus dan impressif ketika penampilanya menggantikan Iker Cassilas yang kala itu dibekap cedera. Lagipun sebelum ini seorang Diego adalah anak yang dipanggil kembali ke Madrid, jadi Madrid merupakan seorang ibu juga bagi sang Diego yang membuat dia menampilkan penampilan terbaiknya. Hal puncak yang membuat kesal bagi hampir semua madridista terutama gw ampe ga bisa tidur semalaman adalah keputusan Don Carlo untuk melepas ozil *pengen nangis lagi iniiiiiii.
Menurut Don Carlo, melepas ozil adalah keseimbangan bagi tim *keseimbangan apa? Makin ga seimbang iya, terbukti madrid sekarang ada di posisi 3 klasemen sementara. Don carlo lebih memilih memiliki Di Maria daripada ozil yang notabenenya merupakan salah satu idola publik Santiago Barnabeu, yang selalu menjadi starter walau tidak sampai full time 90 menit kala Madrid diasuh the special one. Tapi itulah Madrid, dengan segala ambisi sang presiden Flerentino Perez dan tradisi yang menjadikan Madrid sebagai los Marengues yang artinya tim penuh bintang. Artinya setiap pesepakbola yang dalam semusim menjadi top di klub dan liga yang dibelanya mesti dibeli Madrid, walaupun posisi sang pemain sendiri sudah begitu banyak terisi, tapi sejauh dia pemain bintang, maka harga tidak menjadi soal untuk mendaratkannya. Mungkin hanya Madrid yang selalu akan menjadikan rekor pemain TERMAHAL di dunia, terbukti ada CR7 yang memegang rekor tersebut kala ia memutuskan pergi dari Old Traffold menuju klub Ibu Kota Spanyol tersebut. Maka sang pangeran Barnabeu kala itu yang selalu menjadi ikon timnas spanyol rela dilepas untuk mendapatkannya. Selang beberapa tahun, ketika BPL lagi-lagi menelurkan ‘bintang’ baru, rekor tersebut akhirnya berpindah ke seorang pemain asal Inggris Raya, Wales yang dibeli dari Totenham Spurs yaitu Gareth Bale. Maka, lebih tak mengherankan kalau seorang Raja assist dan pembelian teruntung Madrid sewaktu menjadi champion liga spanyol tahun 2011-2012 sekaligus menjadi pemain termahal yang pernah dijual madrid ketika akhirnya melepas pemain berkebangsaan Jerman ini ke Arsenal. Sekali lagi tidak ada jaminan, seorang pemain akan bisa bertahan di klub Ibukota tersebut.
Menurut gw, wajar bagi seorang Bale ingin pindah, siapa yang tidak tersanjung dengan pinangan sebuah klub elit Eropa, klub terkaya dan pemegang trophy terbanyak liga champion dan kini tengah berambisi merebut La Decima, gelar kesepuluh bagi madrid. Apalagi klub yang dibela Bale hanya sebuah klub kecil yang disetiap akhir musim hanya mampu finish bermain di Liga Eropa. Gw sendiri dulu juga berharap agar Bale bisa bergabung dengan tim, andaikan kala itu pemain Totenham lainnya tidak bergabung ke Madrid yaitu Luka Modric, tapi ternyata seorang pemain berpaspor Kroasia ini bermain apik dengan bisa beralih fungsi dari gelandang serang menjadi gelandang bertahan kala Alonso musim lalu selalu dibekap cidera. Sekarang gw seharusnya senang, Luka bermanfaat di tim ini, dan akhirnya Bale bergabung, tapi tidak ketika Ozil yang harus menjadi korban dalam hal ini. Yasudahlah semua sudah terjadi, dan siapa gw? Hanya seorang fans yang tidak dikenal, gw tetap madridista walau sekarang juga menjadi the gunners. Tapi seandainya El Capitano nanti ‘terusir’ dari Barnabeu, mungkin gw akan pertimbangkan untuk pensiun menjadi seorang Madridista. Terang saja, ketika dulu Madridista kehilangan seorang pangeran Barnabeu, tentu saja tidak ingin kembali kehilangan satu lagi icon Madrid, yang telah memulai karirnya di Castilla dan cukup puas ketika masa mudanya menjadi cadangan, maka wajar kalau Cassilas sekarang mungkin frustasi kala harus memulai lagi dari bench. Andai gw bisa berbicara dengan opa Florentino dan Ancelotti gw pastinya minta agar mempertahankan san Iker sampai ia pensiun dan menjadi salah satu staff kepelatihan di Madrid nantinya.
Little Thing About A Captain (san Iker)
Casillas sendiri adalah seorang kapten terbijaksana yang pernah gw temui. Bayangkan ia bisa bersifat profesional diantara rivalitas abadi kedua klub sejagad, pemain baru saja kadang bisa langsung terprovokasi tapi tidak dengan satu orang ini. Tentu saja, jabatan ia sebagai kapten El Real sekaligus kapten timnas Spanyol dimana sebagian punggawanya di timnas merupakan anak-anak el Barca membuat dia menunjukkan keprofesioanalannya. Di dalam persaingan kedua klub tentu saja ia berpihak kepada Los Blancos, tapi di luar itu hubungannya dengan bintang Los Cules baik-baik saja tanpa terikut arus ‘permusuhan’. 
This is just my analysis and opinion
Celakanya, sifat ‘baik-baik saja’ dia lah yang akhirnya membuat hubungannya dengan sang Entranador sedikit memburuk sampai akhirnya ia harus menepi dan memulai pertandingan dari bench. Walaupun awalnya ia dicadangkan karena cidera ringan, tetapi ketika ia sudah pulih dan kembali bermain, sang pelatih tetap menggantinya dengan seorang kiper muda Adan. Pernah suatu kali sang pelatih justru diberi cibiran oleh suporter sendiri dari pinggir lapangan karena tidak memainkannya lagi sebagai starter. Satu hal yang gw ingat adalah pernah ketika Adan dimainkan, pertandingan yang baru beberapa menit berjalan harus terhenti karena pelanggaran yang dibuat oleh Adan sehingga ia sendiri harus keluar dari lapangan, kala itu San Iker langsung bersiap dengan iringan tepuk tangan karena pada akhirya ia dimainkan *hal yang bisa gw tangkap dengan kejadian itu adalahselain suporter, gawang barnabeu sendiri sudah sangat ingin ‘dijaga’ kembali olehnya.
Sialnya, penampilan Iker sendiri tidak berjalan lama, beberapa pekan setelah itu ia kembali dibekap cidera tangan yang cukup parah yang membuatnya harus kembali beristirahat. Saat itu Madrid yang harus bermain di Liga Champion memutuskan untuk membeli kiper baru yang akhirnya mendatangkan kembali Diego Lopez, kiper lama Madrid dari Sevilla *dari sini, terlihat bagaimana seorang Mou memainkan Adan kala itu bukan karena masalah teknis sebagaimana alasannya kala itu, melainkan hubungan buruknya dengan Iker. Kalau itu bener masalah tekhnis tentu saja di pertandingan selanjutnya kala Iker cidera harusnya Adanlah yang dimainkan, tapi lagi-lagi persoalan kurangnya jam bermain Adan mungkin yang membuat Mou tidak memilihnya. Back to Lopez, keputusan pihak Madrid membelinya membuahkan hasil. SeorangDiego mampu bermain apik di saat pertandingan penting di liga domestik maupun liga champion, dan untuk sang kapten sendiri adalah kabar buruk baginya ketika ia tidak lagi dipercaya sebagai strater kala ia sembuh dari cidera. Tapi performa gemilang dari Diego Lopez sendiri belum bisa membuatnya mengangkat trophy di akhir musim dari hasil kinerjanya sendiri, ketertinggalan 15 point dari Barca di La Liga dan kekalahan dari tetangga saat final Copa Del Rey berlangsung. 
Seperti diketahui sekarang, ketika akhirnya om Mou memutuskan untuk hengkang, harapan madridista untuk melihat kembali penampilan sang Iker sesering mungkin tidak langsung terkabul. Seorang Don Carlo lebih memilih Lopez sebagai penjaga gawang utama di Liga, dan Iker Cassilas sendiri hanya dipercaya mengawal gawang Madrid pada pertandingan liga champion. Ntahlah, seperti apa kejadian di masa mendatang. Tidak ada yang tahu! Sebagai madridista kita seharusnya bangga karena Madrid mempunyai 2 sosok kiper yang hebat, tapi mungkin sosok Iker memang selalu kita rindukan untuk tampil sesering mungkin. Kita juga harus selalu mendukung keduanya dan menunjukkan sikap sejati seperti yang pernah ditunjukkan sang Kapten. Mungkin masih ingat dibenak kita semua, kala langkah Madrid harus terhenti di perempat Final Liga Champion tahun lalu, tahun 2012-2013. Walaupun menang 2-0 pada pertandingan kedua, kekalahan agregat dari Dortmund membuat kita semua terdiam ketika akhirnya peluit panjang berbunyi. Ramos yang kala itu menggantikan Iker sebagai kapten terlihat menangis di tengah lapangan langsung membuat Iker menghampiri untuk memeluk Ramos, menghiburnya atas kekalahan ini *ketika menonton pertandingan ini, gw ingat banget saat itu gw lagi stay di Pare, kosan gw yang gada tvnya membuat gw bela-belain ikud numpang tidur di kosan temen untuk nonton dan akhirnya gw nangis karena kalah dan melihat Ramos menangis keras. Ya itulah el Capitano Iker Cassilas yang walaupun pada saat itu sudah sering dicadangkan, tetapi tetap ada untuk menyemangati timnya. Kalau ia bukan seorang madridista sejati mungkin ia bisa saja berkata kepada Mou “kalau aja lo mainin gw, ga akan kebobolan di pertemuan pertama” *hahaha, becanda gw! Bagi madridista seluruh dunia, mari kita doakan saja yang terbaik bagi klub dan kapten.
Omongan Don Caro seperti anak kecil
“Ozil pindah karena ia seorang penakut, ozil pindah karena ia tidak berani bersaing dan tidak mau berjuang, ozil pindah karena wanita, ozil pindah karena bla, bla dan berbagai alasan lainnya.”
Kalau dipikir seperti alasan seorang anak kecil saja, semua alasan dari kubu manajemen madrid. Tapi tidak dengan rekan setimnya yang merasakan sebuah kehilangan besar. Bagaimana tidak? Seorang pemain regular dan penyumbang assist terbanyak dibuang begitu saja. Ntahlah, semua dunia mungkin bingung dengan keputusan yang diambil oleh Madrid. Yang jelas ambisi seorang Florentino untuk mengumpulkan pemain mahallah yang menjadi sebab utama. Demi membeli seorang yang berharga 100 juta euro, maka pemain-pemain bagus yang memberi andil banyakpun terjual, sebut saja trio madrid yang pindah ke Napoli yang nyatanya bisa membantu timnya mencapai peringkat ketiga klasemen serie A saat ini. Hasil penjualan ketiga yang tidak mencukupilah yang akhirnya membuat Ozil ‘dikorbankan’, tentu saja karena ia seorang pengatur serangan yang selalu bisa memanjakan striker dengan umpan matang dan cerdas membuatnya layak dijual dengan cukup mahal, setidaknya bagi klub yang dibelanya sekarang yang menjadikannya pemecah rekor pembelian termahal dalam sejarah arsenal. Bahkan ada seseorang yang berkomentar, untuk seukuran eks pemain madrid yang telah berjasa di klub seharusnya ia diberi harga yang lebih.
Back to Opa Carlo, sudah beberapa bulan kepindahan ozil. Beberapa hari lalu lagi-lagi ia kembali mengeluarkan pernyataan yang tidak mengenakkan. “ozil hengkang karena ia seorang penakut” ntah apa yang mengganggu pikiran seorang don Carlo. Mungkin masih ada beberapa pihak yang menyalahkannya atas hengkangnya gelandang berusia 25 tahun tersebut. Dan karena membaca berita inilah yang akhirnya gw menulis second timetentang kepindahan ozil. Sebenarnya udah malas untuk membahas ini, karena air mata gw dipastikan akan mengalir lagi. Tapi, yasudahlah berhubung di tulisan pertama gw belum ungkapin sebab kepindahan ozil menurut kacamata gw, maka itu akan ada disini *lagak gw kaya sumber terpercaya aja, haha, hope sih suatu saat ozil kenal ama gw. Yawudah ya, impian konyol gw kaga usah diresapin, sekarang ayo kita pantengin alasan hengkang ozil menurut gw:
1.      Butuh bermain reguler. Pemain bola manapun, kalau negaranya dipastikan bermain di Piala Dunia, apalagi negeri darimana adidas berasal tersebut yang dalam beberapa tahun terakhir langkah mereka memang mudah untuk lolos kualifikasi. Hanya ketika sudah masuk semifinal, ntah kenapa pasukan om Loew ini masih sulit melewatkan tim semacam Spain dan Italy. Kita tau Italya pemegang trophy terbanyak kedua setelah Brazil di turnamen 4 tahunan ini. begitupun Spain yang berhasil dalam 10 tahun terakhir ini dalam penggemblengan pemain mudanya. Nah, kitapun tau, bahwa seorang pelatih timnas dalam memilih pemainnya tentu saja berdasarkan track record pemain tersebut ketika di klub. Wajar saja bagi seorang  Ozil yang langkahnya di timnas tidak mau berhenti begitu saja memutuskan untuk hengkang. Melihat sederet pemainanyar dalam posisi yang sama sebagai gelandang tentunya sudah mendarat di Santiago Barnabeu. Sebut saja Isco (pemain muda yang pernah menyabet penghargaangolden boy awward 2012 yang merupakan suatu penghargaan bagi pemain muda terbaik di benua biru, usia muda tidak menghalanginya membawa klub asal Andalusia, Malaga untuk tembus liga champion ketika musim 2011-2012 berakhir, Real Madrid yang memang mempunyai kebijakan sebagai los Galacticos sejak dipimpin oleh opa Florentino tentu saja tergoda untuk membeli Isco), lalu ada Bale yang bahkan menjadi pemain termahal dunia dan ini juga karena kebijakan pemain bintang tersebut. Jauh sebelum mereka datang, kehadiran rekan setim Bale di Hotspur Luka Modricpun sempat beberapa kali membuat ozil memulai pertandingan dari Bench. Maka, wajar sekali Ozil yang ingin bermain di Piala dunia 2014 memilih untuk pergi ke sebuah klub yang membutuhkan jasanya, paling tidak dengan menunjuknya main sesering mungkin.
2.      Kepercayaan. Beberapa kali ozil menyatakan “pelatih tidak lagi mempercayaiku”hal ini senada dengan pelatihnya di timnas yang berkomentar “mesut adalah seorang pemain sensitif, ia adalah seorang pemain yang membutuhkan kepercayaan dari klub dan pelatih”. Siapa di dunia ini yang bisa bekerja dengan lancar tanpa disertai kepercayaan oleh bos dan juga rekannya. Begitu pentingnya kepercayaan tersebut yang akhirnya membulatkan tekad Ozil untuk mengakhiri karir cemerlangnya di tanah matador. Padahal kita tahu, seminggu sebelum transfer ini terjadi ozil baru saja menandatangani kontrak baru, ia yakin akan tinggal bahkan ia juga percaya bahwa CR7 akan bertahan sama dengan dirinya ketika isu mulai muncul akan kembalinya sang pemain ke Old Traffold. Dan seminggu kemudian ozil berkata “Seminggu yang lalu aku yakin untuk bertahan, tapi hari ini tidak terjadi lagi, pelatih tidak mempercayaiku, aku mempunyai musim fantastis di Barnabu selama 3 tahun ini, aku mencintai fans, terima kasih untuk kalian yang selama 3 tahun ini sudah ada buatku” inilah kata terakhirnya untuk madridista. Ketika kepercayaan itu berkurang, tak ayal pemain itu akan mencari kepercayaan lainnya. Dan itu datangnya dari seorang pelatih yang berjuluk the Professor yang sudah lama menukangi klub asal Londen dan beberapa kali terbukti menjadikan pemain yang sebelumnya bukan siapa-siapa dan akhirnya menjadi luar biasa, tapi sayangnya keberhasilannya dalam mendidik pemain tidak diiringi kesuksesannya dalam meraih gelar.Hal inilah dari gw pribadi sempat menyayangkan kepindahan Ozil kesini, ke klub yang banyak dijuluki klub anti gelar yang tahan berpuasa gelar selama bertahun-tahun. Namun, tak banyak yang tahu bahwa sejak tahun 2010 lalu, tahun mulai dikenalnya Ozil ternyata sang Arsene juga ikud memburu tanda tangannya, dan ketika pada akhirnya Ozil menelponnya untuk memberitahu bahwa ia telah bersepakat dengan klub asal ibukota Spanyol. Dan pada saat kepercayaan itu berkurang, dengan pintarnya seorang Wenger mendekati ozil dan meyakininya bahwa ia masih percaya 100% terhadapnya dan menjamin akan selalu bermain. Tak salah, ia berjuluk the professor, kala kesempatan kecil untuk ‘menggoda’ ternyata berbuah manis dengan dealnya pemain Jerman tersebut. Hal tersebut tidak berupa rayuan belaka, terbukti ketika sekarang ini liga yang sudah hampir berjalan 5 bulan, Ozil sering dimainkan penuh 90 menit, waktu yang jarang didapatinya ketika masih membela madrid walau ditangan Mourinho sekalipun.
3.      Faktor pelatih. Ntah ada rivalitas apa antara Italia dan Jerman saat ini. yang terlihat adalah sebisa mungkin pelatih berdarah Italia ‘membuang’ pemain berdarah Jerman.
4.      Beberapa hari setelah pindahnya Ozil,sang presiden ikut membuka suara. “ozil pindah karena terobsesi oleh wanita”. Dari sekian alasan yang dilontarkan kubu madrid yang seperti anak kecil, hal inilah yang menurut gw paling childish. Betapa tidak, bagaimana mungkin seorang Ozil yang selalu mendapatkan jam main yang reguler dan jarang absen bisa dikatakan hidup glamour dan terobsesi dengan kehidupan malam. Kalau itu terjadi, tentu berpengaruh terhadap penampilannya selama 3 tahun membela los blancos. Dan pada akhirnya berita itu berlalu begitu saja. Menurutgw mah ya opa Perez hanya sedikit menyesali keputusannya menjual Ozil dengan menjelekkan pemain tersebut.
5.      “ozil pindah, karena ia seorang pemain yang tidak berani berjuang” kalau ini ungkapan dari seorang legenda Prancis yang juga pernah memperkuat si putih Zinedine Yazid Zidane. Sejujurnya dari semua orang yang berkomentar buruk tentang kepindahan Ozil, pendapat inilah yang paling gw ga suka. Terang, siapapun itu yang mengaku penggemar Ozil pasti tahu, siapa pemain bola idola sekaligus yang menginspirasinya ya bapak berkepala plontos ini. Tadinya gw pikir ketika akhirnya Zizou terpilih menjadi asisten pelatih gw anggap perjalanan karir Ozil di Madrid bakalan semakin terang, karena akhirnya impian dia dilatih oleh seorang idola semasa kecilnya menjadi kenyataan. Tapi tidak, sang asistenpun turut memberikan komentar negatif tentang pindahnya Ozil tanpa ada usaha untuk ‘mencegah’ Ozil keluar dari Barnabeu. Bahkanpun ketika Ozil sudah menjadi pemain arsenal ketika dari kubu arsenal memberi kesempatan untuk bertanya all about Ozil di twitter. Ia masih menjawab Zidane merupakan idola sekaligus teladan buatku, ketika sang Idola tidak berusaha mempertahankannya, ia masih menganggapnya. Oh My god! *Gw aja kali ya yang terlalu sensi, ozil sendiri tidak merasa ‘dendam’ sedikitpun. Tapi kan, yang buat gw kesel ya dibela dikit dong atau ketika Don Carlo melegonya untuk pergi, mbok diyakini Ozil ia masih punya tempat di skuat bertabur bintang itu. yasudahlah, semua juga sudah terjadi.
6.      Faktor Arsene Wenger. ketika rasanya semua orang dan media berkomentar. Akhirnya Ozilpun buka suara. “saya pindah karena Wenger” kalimat itu yang tertulis beberapa minggu usai kepindahannya. Ozil mengatakan ia pindah karena ia yakin kapasitas pelatih berusia 64 tahun tersebut. Ia yakin ia akan berkembang dan semakin matang dibawah asuhan pria berpaspor Prancis, melihat track record beliau dalam mengembangkan pemain muda beberapa tahun belakangan ini sebut saja para eks. Kapten the gunners yang berturut-turut hengkang karena sudah tidak tahan berpuasa gelar. Ditambah dengan ucapan sang Professor yang meyakinkannya bahwa ia percaya kepada ozil 100 % dan menjamin tempatnya di skuat klub yang bermarkas di Emirates Stadium tersebut. Dan terbukti ozil selalu bermain di setiap kesempatan full 9o menit, hal yang jarang didapatinya ketika berseragam Los Blancos.
Menurut analisa gw dari hasil bacaan dari media cetak maupun berita dari media televisi, enam point diataslah yang menjadi faktor hengkangnya ozil. How about you guys? Sekali lagi this is just my opinion, it’s up to you wanna agree or disagree. Dan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah Bagaimana nasib Madrid yang ditinggal banyak bintangnya selain Ozil, apakah Madrid melakukan blunder yang fatal? Dan bagaimana nasib Arsenal dengan kehadiran ozil?Mungkin terlalu dini bagi kita membicarakan ‘nasib’ toh musim masih panjang, masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang akan terjadi, tapi sebelum mengakhiri tulisan ini, izinkan gw sekali lagi berkomentar mengenai pertanyaan diatas.
Nasib madrid, blunderkah itu?sebagai seorang madridista tentu saja gw ga mau klub yang gw sayangi mengulangi hal yang sama seperti musim lalu, tidak meraih trophy satupun. Walaupun kadang-kadang kalau setan gw lagi datang suka membayangkan hal seperti ini “moga aja, tidak satupun trophy yang bisa diraih oleh Madrid musim ini, agar mereka sadar bahwa kehilangan Ozil adalah hal terburuk yang pernah terjadi, sehingga mereka merasa menyesal dan ingin Ozil kembali berlabuh dengan menjadikannya pemain termahal dunia” hahahaha. Buat Madridista, jangan ditanggapi serius, mungkin itu lelucon yang paling ga banget yak. Tentu saja, gw mendukung ambisi madrid merebut kembali tahta Liga, walaupun sekarang masih terletak di peringkat 3 klasemen, tapi dengan hanya jarak 3 point, gw yakin Madrid bisa merebut dan melenggang dipucuk klasemen akhir musim nanti. Begitu juga dengan ambisi meraih La Decima, gelar kesepuluh bagi Madrid *walaupun, kalau ingat ini gw sedih lagi, karena dulu bayangin ozil masih bersama tim untuk merebut gelar tersebut. Apalagi pemain teranyar sekaligus termahal dunia sudah menunjukkan tajinya bagi Madrid, CR 7 yang semakin matang *moga bisa dapat ballon d’or, kalau sampai si kurcaci Messi lagi yang mendapatkan, yasudahlah anggap saja opa Blatter menyerahkan balon kesayangan buat cucunya tercinta. Gw rasa dengan faktor itu Madrid tidak bisa disebut melakukan blunder seperti banyak yang diucapkan media, salah satunya adalah eks pelatih Los Marengues sendiri yang sekarang menukangi timnas Rusia yaitu Fabio Capello yang ikut bersuara mengenai blunder Madrid karena telah menjual ozil. Yasudahlah, lagi-lagi itu pendapat masing-masing orang yang bebas bersuara. So, kita lihat saja sampai akhir musim nanti, trophy or blunder?
Nasib mujur Arsenal, berkah kehadiran Ozil? siapapun pecinta liga Inggris pasti tahu bahwa pemuncak klasemen hingga jornada ke-15 ini adalah Arsenal. Dan menurut pengamatan media, keberhasilan ini tak lepas dari kehadiran El Buho, sang burung hantu yang  karena kelihaiannya dalam melihat peluang, sehingga bisa menciptakan umpan yang menjadi sebuah gol oleh bomber-bomber meriam London dan ia juga disebut telah membantu mengangakat moril tim untuk kembali berambisi menjadi champion. Ntah itu penilaian subjektif dari suatu media atau semua setuju dengan hal itu, kalau gw sendiri sebagai fans tentu setuju. Menurut hemat gw kepindahan Ozil adalah suatu ‘keberkahan’ bagi arsenal, hadirnya ozil di tengah-tengah tim yang sudah sangat ingin mengkahiri puasa gelar. Ntahlah, banyak orang yang mengatakan “jangan campurkan agama didalam sepakbola” menurut gw sendiri ya, segala aspek kehidupan kita itu ya udah diatur dalam agama. Mungkin hanya orang yang sensitif dan tidak beragama ataupun tidak yakin atas agama yang dianutnyalah yang menyatakan hal diatas. Oh c’mon guys, siapapun itu kalau nonton madrid dan sekarang arsenal dari awal ketika para pemain keluar dari ruang ganti pasti menyaksikan dengan khusyu’ Ozil berdoa, pun ketika ia memulai laga dari bangku cadangan, beberapa kali hal itu selalu tersorot kamera. Masih mau pada ngeles kalau kemenangan itu berkah dari doa yang diijabah? Oke, sebut saja itu hasil dari semua kerja keras tim yang bermain padu sehingga bisa meraih hasil maksimal, tapi bisakah usaha tanpa doa? Tidak! Yang benar ialah usaha yang diiringi dengan doa, bukan usaha terus tanpa doa, ataupun doa terus tanpa usaha. So, menurut gw ya, nasib mujur Arsenal setidaknya dipengaruhi oleh keberkahan yang dibawa oleh Ozil. Berharap semoga Ozil bisa meraih gelar perdananya di Liga Inggris, liga yang lebih kompetitif karena banyak klub-klub hebat yang saling mengalahkan. Dengan begitu, para gunners bisa tersenyum bahagia.
Cukup sekian, jangan ada yang terseinggung mas bro dan mba bro. Sekali lagi gw ingetin ya this is just my opinion, up to you to agree or disagree. Bukankah kita hidup di alam demokrasi yang semua rakyat memiliki suara untuk berpendapat. Sampai jumpa lagi di akhir musim yang berarti gw akan nulis part 3 dengankata kunci, blunder or trophy bagi Madrid, Arsenal ‘buka puasa’ dan berhasil menjadi juara EPL?see U in the last ligue!!!


Best Regard, Una Anshari
Ciputat, Friday, 13-12-13,
Pukul 0.16 a.m
Late Post



[1]Dikutip dari bola.net “pro dan kontra mengenai kepindahan ozil”: berikut beberapa pemain dan pelatih yang berkomentar: Arbeloa, Lukas Podolski, Sergio Ramos, Cesc Fabregas, CR 7, Tomas Mueller, Arsene wenger, Sami Khedira, Oliever Bierhaf, Joachim Loew, Theo Walcott, Jose Mourinho, Isco, Jorge Valdano, lebih 30rb fans madridista.

Posting Komentar

0 Komentar