Tercapainya Sebuah Keinginan Lama di Tahun 2019

Sebagai anak bawang di dunia blogging. Maafkan kalau saya masih agak norak, haha.

Jadi, umur blog saya dengan domain nama sendiri berumur seminggu lebih dua hari. Ya, tahun depan saat mayday baru berusia satu tahun.

Sebenarnya kalau menggunakan blogspot yang tidak berbayar sudah sejak tahun 2011. Saat itu setelah memiliki gmail, sekadar ikutan teman, saya membuat akun blogspot. Tujuannya, ya untuk curhat atau hal-hal yang mengganggu pikiran saya untuk segera dituangkan.

Walau sudah berumur panjang, tapi tidak terlalu sering menulis disini. Masih, lebih sering di social media seperti Facebook. Saat itu saya merasa, nggak ada pembaca. Sekalipun sudah saya taruh link di Facebook agar dibaca teman-teman.

Singkat kata, blog hanya diperlukan untuk hal 'terpaksa' misal sedang mengikuti quiz atau giveaway yang harus menggunakan platform blog.

Mulai Tertarik Kembali

Saya asli Medan tapi merantau di ibukota sejak tahun 2008. Saat itu, teman-teman komunitas menulis di sebuah grup online rata-rata juga seorang blogger. Saya mengamati, kok kayanya asyik ya, tapi tidak juga berniat gabung. Ditambah bekal informasi sejak kuliah yang saya tahu kalau buat blog sendiri berbiaya sekitar lima ratus ribu rupiah. 

Agustus 2016, Umi saya ikut terkena stroke setelah di tahun 2014 Buya saya terlebih dahulu. Saya memutuskan untuk kembali ke Medan, pikir saya "nggak tega kalau Umi dirawat sama orang lain, toh masih punya anak cewek." 

Nah, mulailah bingung hendak melakukan apa. Kalau bekerja di sebuah perusahaan jelas tidak bisa karena harus mengurus Umi. Tahun 2017, bersama komunitas saya menerbitkan beberapa antologi. Menulis, menerbitkan lalu menjual sendiri, kira-kira seperti itulah gambaran kalau kita self publishing. Alhamdulillah dari enam buku, satu buku saya bisa menjual hingga 50eks, maksudnya ke teman dan relasi saya sendiri. Secara keseluruhan, buku kami laku terjual sebanyak 500 eksemplar.

Sebagai pribadi yang suka penasaran atas segala sesuatu dan cenderung tidak bisa bertahan dalam satu urusan, saya merasa bosan hanya dengan menerbitkan antologi, walau untuk buku solo tetap saya inginkan.
Nah, disitulah tahun 2018 saya mulai tertarik di dunia blogging.

Saya yang emang dari awal nggak terlalu ngeh sama blog, tidak melihat para blogger yang sudah punya nama, melainkan hanya blogger-blogger dari teman sepermainan saja. Bahkan, blogger terkenal di Medan juga tidak saya ketahui.

Singkat cerita ada satu penulis yang saya baca bukunya juga menyambi blogger, nah melihat akunnya, saya mulai tertarik. Terlebih ketika dia dikasih kesempatan untuk nginap di hotel atau dapat kesempatan traveling gratis. Maka, mulai lah mencari tahu dunia blogger di kota kelahiran tercinta. 

Sayangnya, entah karena saya salah bertanya kepada orang tersebut atau gimana-gimana nggak dapat respon yang baik. Langsung berandai-andai, andai masih tinggal di ibukota, tentu hal ini lebih mudah. Karena teman satu komunitas menulis pun sudah mengajak saya bergabung dan menyayangkan keputusan saya untuk kembali tinggal di Medan.

Maka, sejak akhir 2018 selalu terbersit di hati, ya Allah pertemukan cara supaya saya dapat bertemu orang-orang satu frekuensi. Artinya, para blogger itu. Bahkan di awal tahun 2019 saya menulis resolusi ingin aktif di blog. Harapan yang terdalam tentu mendapatkan 'guru' yang mau mengeluarkan semua ilmunya untuk murid yang bodoh ini.

Karena jujur saja, kalau sudah masalah 'perkomputeran' atau program atau sek#dar bagaimana membuat tampilan blog saja, saya terlebih dahulu angkat tangan. Satu-satunya yang pintar saya lakukan hanya menarikan tangan di atas keyboard untuk menulis satu dua paragraf.

Saat Doa Terjawab

Ya, keinginan yang selalu terbersit itu menjadi sebuah doa yang dikabulkan. Melalui seorang teman, Maret 2019 saya mendapatkan satu informasi kelas untuk blogger pemula. And you know what, kelas ini gratis. Ketika uang saya yang selalu habis untuk mengikuti berbagai kelas menulis, seminar, talkshow dan lain-lain, kali ini GRATIS.

Kebayang dong, gimana perasaan gue! Itu tuh kaya ketika lo dalam perjalanan pulang di angkot, hujan deras, lewat warung gorengan yang tercium aromanya, sampai di rumah emak Lo hidangin pisang goreng yang asapnya masih mengepul.

Ringkas cerita, akhirnya selain belajar, saya juga bergabung di komunitas tersebut.  Dan yang membuat saya Amaze, doa lama saya terkabul, mendapatkan seorang yang mau membagi ilmu dan sabar mengajarkannya. Maka, tanpa ada keraguan, dua Minggu setelah kelas blog pertama, saya membeli domain berbayar. Tekad sudah jelas, guru sudah ada dan Alhamdulillah dana pun ada. Dan ternyata enggak semahal jaman dahulu kala, -_-

Dan kenapa saya taruh gambar ikhtisar statistik blog diatas?

Saya mau mengatakan, bergabunglah dengan satu komunitas untuk menjadi seorang blogger. Kita butuh teman untuk saling mendukung selain berbagi ilmu.

Lihatlah, angka kunjungan paling kecil di bawah entah di tahun berapa dengan tulisan alai, hanya beberapa kali kunjungan. Lalu, perhatikan postingan paling atas, langsung melonjak pembacanya.

Artinya, ya untuk maju kamu butuh bersinergi, bekerjasama, bersilaturahmi.

***

Day 4 Ramadhan
#30haritantanganpuasabloggersumut 

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Masyaallah, saya suka dengan tulisan-tulisan kakak.
    Salam hangat dari Medan jugaa😊

    BalasHapus