Wahai Anak Muda, Bergeraklah! Jaga Bumi-mu Kini dan Nanti

Ada yang sudah menonton film petualangan Sherina? Anak 90-an pastinya udah nonton ya. Filmnya keren, nostalgia dapat dan thumb up untuk Mira Lesmana dan Riri Reza yang mengangkat konflik lingkungan mengenai penduduk asli sekaligus penjaga hutan yang mulai langka yaitu orang utan. Tentunya selain interaksi Sherina dan Sadam yang membuat baper. 

Jika petualangan Sherina kecil membuat kita ingin ke Boscha, maka petualangan Sherina di usia dewasa muda beda lagi. Tokoh Sherina yang dunia kerjanya jurnalis dan Sadam seorang manajer dari organisasi non profit di bidang lingkungan membuat kita jatuh cinta dengan Sayu. 

Siapa Sayu dan gimana kelanjutannya? Silahkan nonton ya, karena disini aku bukan mau review film melainkan ingin membahas lingkungan. 

Sudah beberapa bulan ini aku bergabung dalam #ecobloggersquad suatu komunitas blogger yang concern terhadap isu lingkungan. Dimulai dari belajar via zoom dengan berbagai narasumber. Biasanya setelah mengikuti zoom ini ada rasa wow, gemes, kesal dan owh ternyata begitu. Selalu ada insight baru dan membuat kita berpikir, aku harus begini, aku harus memulai untuk berbuat. 

Lagi-lagi karena memang power bukan milik kita maka yang bisa kita lakukan adalah menuliskannya. Menyiarkannya. Memberitahu khalayak bahwa negeri ini atau bahkan dunia sudah semakin tua dan tidak baik-baik saja dengan krisis iklim yang terjadi.

Baca :

: https://www.bintuanshari.com/2023/06/adopsi-hutan-cara-jaga-hutan.html?m=1


Suhu bumi yang sudah begitu panas, es di kutub yang sudah mulai mencair. Musim yang terkadang tidak lagi pada tempatnya. Indonesia misalkan, cuaca yang tidak menentu dari panas tiba-tiba jadi hujan. Parahnya sejak bulan September lalu, cuaca di Pulau Jawa sangat panas. Sudah lama tidak turun hujan, hawa panas, air mulai mengering. Sampai sholat Istisqa (meminta hujan) sudah mulai dilakukan.

Sementara itu di Sumatera bagian tengah dan selatan serta Kalimantan mulai kembali merasakan asap yang menganggu kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak anak sakit dan terkena ISPA. 

Adakah yang dilakukan pemerintah? Tidak ada selain tetap meneruskan proyek dan proyek yang tentu saja hanya menguntungkan segelintir pihak. Rakyat ini siapa sih? Hanya penduduk bumi yang menumpang hidup tanpa dipikirkan keberadaannya.

Padahal sesungguhnya pemimpin di akhirat nanti akan ditanyakan mengenai rakyatnya. 

Nah sebelum aku ngomel lebih jauh, lebih baik sharing kepada teman-teman pembaca mengenai zoom yang aku ikutin kemarin. Ada 3 narasumber yang keren, yaitu dari organisasi trend Asia, eatthink movement dan skelas.siak.


Mengenal Trend Asia

Dalam artikel kali ini, yang terlebih dahulu kita bahas adalah mengenai organisasi trend Asia, yaitu organisasi independen yang bergerak dalam akselerator transformasi energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia. Trend Asia sendiri merupakan singkatan dari Transformation of  energy and sustainable development in Asia.

Jika disimpulkan seperti inilah misi trend Asia.




Apa itu co firing di PLTU Indonesia?

Semakin kesini semakin banyak kegiatan manusia yang membutuhkan energi listrik. Bayangkan jika di rumah atau kantor teman-teman tiba-tiba ada pemadaman listrik. Maka seperti ada yang kurang ketika ponsel tidak bisa nyala atau kerjaan tertunda akibat listrik mati. Belum lagi kepanasan karena AC yang tidak nyala. Kita akan merasa suntuk karena ketergantungan kita begitu nyata pada energi listrik.

Nah sayang sungguh disayang dibalik kebutuhan besar kita terhadap listrik tersebut ternyata makin hari makin merusak bumi. Tempat tinggal kita dan jika ia rusak maka kita pun turut merasakan akibatnya.

Sebagai ilustrasi, kehidupan kita sehari-hari tidak bisa lepas dari listrik yang digunakan. Dan energi listrik itu di dapatkan dari PLTU yang menggunakan batubara. Batubara semakin hari semakin menipis persediaannya.

Maka yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pasokan batubara yang menipis dengan menggunakan bioenergy. Namun bukannya menuntaskan masalah malah menambah masalah baru. 

Seperti apa masalahnya?

Dari web trendasia dijelaskan bahwasanya pemerintah melakukan penerapan co firing (metode oplos batubara dengan biomassa) dalam hal ini biomassa adalah serbuk yang  berasal dari batang pohon.

Sangat disayangkan biomassa yang diambil adalah pohon yang di hutan dan karena tidak mencukupi untuk proses energi batubara, maka dengan sengaja menghabisi hutan untuk ditanami pohon yang kemudian ditebang dan dijadikan serbuk sebagai oplosan batubara.

Padahal masih banyak sumber daya alam lain yang bisa digunakan sebagai sumber energi. Para negara lain seperti di UK sudah lama menggunakan tenaga matahari. Selain itu negeri tetangga Thailand sudah mencoba sekitar dua tahunan ini.

Apa akibat yang terjadi jika metode co firing terus dilakukan?

1. Deforestasi hutan besar-besaran.

Kita akan kehilangan hutan asli yang fungsinya menjaga bumi untuk hutan buatan yang nantinya pun ditebang. Jadi pelindung bumi hilang terganti dengan hutan buatan yang tidak tahu sampai kapan bertahan mengingat jumlah yang dibutuhkan untuk PLTU sangat besar nilainya.


2. Emisi karbon meningkat 

Dengan menggunduli hutan dan melakukan buka lahan, maka akan emisi karbon yang muncul akan semakin banyak. Meningkatnya karbon mengurangi udara bersih yang membuat udara dan air tercemar. Manusia semakin tidak sehat.


3. Pengambil Alihan lahan milik masyarakat adat.

Lama-lama proyek ini tentu akan mengambil lahan rakyat. Masyarakat adat sebagai heroik negeri akan tersingkir karen tempat tinggal dan sumber kehidupannya dihabisi.



Sudah tergambar bagaimana menciptakan masalah dengan masalah baru? Ya seperti uraian di atas. Kita lihat hingga kapan pemerintah yang lagi-lagi memutuskan sesuatu bukan untuk kepentingan seluruh penduduk Indonesia melainkan tetep memihak segelintir orang. Bagaimanapun mengamankan kantong sendiri atas nama kepentingan rakyat tetap lebih enak dilakukan.

Pun perusahaan yang sudah berdiri lama tersebut tentu tidak ingin sumber keuangannya diganti dengan hal lain walau yang dilakukannya sekarang akan membahayakan dirinya di masa depan kelak. 

Jika ada yang ribet, kenapa harus memilih yang mudah? Kira-kira begitu lah motto pemerintah kita hari ini. Padahal bukan tidak mungkin sumber energi terbarukan tenaga Surya misalny berhasil dilakukan. Mengingat negeri kita adalah negeri teropis yang sepanjang tahun selalu disinari matahari.

Nah orang-orang dari trend Asia inilah yang bergerak maju untuk memprotes pemerintah sekaligus memberikan solusi untuk kebutuhan energi kita ke depannya.

Mari kita doakan agar trend Asia tetap bisa berpegang pada nilai dan bisa mewujudkan visi dan misi nya.

Tugas kita apa? Lakukan apa yang bisa dilakukan. Dimulai dari hal sederhana seperti menghemat penggunaan listrik dan membantu menyiarkan kepada sekitar bahwa bumi kita tidak sedang baik-baik saja.

Baca : https://www.bintuanshari.com/2022/10/kolaborasi-menghadapi-perubahan-iklim.html?m=1







Posting Komentar

15 Komentar

  1. Pengambil alihan lahan dari masyarakat yang terbesar kemarin seperti yang terjadi di rempang. Masyarakat diusir kemudian lahannya dijadikan tempat industri besar-besaran. Tentu saja polusi semakin buruk dan lingkungan semakin tercemar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa sedih dan sebel kalii liat kejadian Rempang ini, semua hanya memikirkan kantong sendiri kak, gada mikir ke rakyatnya sama sekali 😡

      Hapus
    2. Minimal peduli dengan lingkungan yang akan terjadi pada anak cucunya kelak ya. Jadi teringat film kartun tentang pohon terakhir yang mereka gak tau kayak apa bentuk pohon akibat ketamakan dunia industri.

      Hapus
    3. Hiks iya ya jangan jangan nanti terjadi juga di kita...
      Kaya Una kan kak, kakak kakak Una zaman dulu tau pohon duren kek apa karena atok kami punya. Una dulu mungkin masi kecil jadi ga inget, skrg kepo banget sama yg namanya pohon duren huhu

      Hapus
  2. Seru sekali zoom meetingnya
    Pen juga jadi anggota komunitas lingkungan begitu Na...
    Kalo ada lagi mau dunk diinfo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya setiap tahun dibuka kak, tp gatau gimana waktu itu Una di email, bisa dicoba dengan ikut lomba blog mengenai lingkungan yang diadakan blogger perempuan kak Vii

      Hapus
  3. Melakukan hal sekecil apapun, kalau kompak dan serentak hasilnya pasti luar biasa ya. Ibarat pepatah air cucuran jatuh bikin batu jadi berlubang
    Lama lama, hal kecil itu akan berdampak asal konsisten.
    Termasuk upaya kita dalam ikut menjaga dan melestarikan alam serta lingkungan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyess kak,
      Dimulai dari kita sendiri mengajak keluarga sahabat, lama-lama mudah-mudahan semuanya sadar untuk lebih mencintai bumi, karena Indonesia saja sudah tidak sehijau dulu hiks

      Hapus
  4. Jika ada yang ribet kenapa pilih yang mudah...hiks, iya ya . Dahlah sebagai anggota masyarakat ikut saja saya menghemat penggunaan listrik dan bantu menyiarkan kepada sekitar bahwa bumi kita tidak sedang baik-baik saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Dian sebagai blogger turut berhemat dan sering mengabarkan kepada masyarakat bumi tidak sehat sudah lebih dari cukup, termasuk kemana-mana bawa Tumbler dan tas belanja sendiri

      Hapus
  5. Bumi kita sedang tidak baik -baik saja hiks... Memang diperlukan aksi oleh berbagai pihak ya untuk melindungi bumi. Mulai dari pemerintah, organisasi sampai kita sendiri sebagai masyarakat. Dimulai dari rumah aja dulu.. aksi hemat energi dan mengurangi limbah akan sangat berarti untuk lingkungan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyesss mbak, dimulai dari kita ajak keluarga insyaallah tetap ada dampaknya

      Hapus
  6. Mari kita lakukan dari hal hal kecil dand ari kebiasaan kita hidup sehari hari dalam menjaga bumi, agar bumi kita tetap lestari untuk masa depan anak-anak kita yang akan datang. Semoga sistem co-firing ini dapat dihentikan karena lebih banyak merugikan untuk lingkungan juga beberapa masyarakat adat, semoga ada solusi lain untuk penggunaan energi ini tanpa harus merusak hutan Indonesia

    BalasHapus
  7. Mengatasi masalah dengan membuat masalah baru. Glek banget ini kalimatnya. Ngena. Tapi begitu sih yang seringnya terjadi ya. Sama seperti kampanye peralihan ke kendaraan listrik sih yang sebenarnya ramah untuk lingkungan kota, tapi nggak ramah buat daerah penghasil nikel karena bahan baku baterainya tentu perlu nikel. Sekarang sih, bijak dalam penggunaan listrik saja dulu ya.

    BalasHapus
  8. Saya mikirnya ya, tidak bisa kah sumber energi itu dari sampah?
    Jadi sampahnya ada solusinya, energi tetap jalan gitu.

    BalasHapus