Anakku, aku bermimpi, aku menyembelihmu, bagaimana pendapatmu?
Pada Nabi terdahulu sebelum Rasulullah Saw, Wahyu atau perintah Allah Azza wa Jalla datang melalui mimpi, berbeda dengan Rasulullah yang disampaikan langsung oleh Jibril.
"Jika itu perintah Allah Ta'ala, maka lakukanlah ayah, InsyaaAllah aku akan bersabar."
Padahal keduanya baru saja bertemu, dari kecil nabi Ismail alaihi salam tidak tinggal bersama sang Ayah, khalilullah, nabi Ibrahim alaihi salam.
"Jika itu perintah Allah"
Garis bawahi kalimat ini.
Berpuluh tahun sebelumnya
Dalam sebuah hadist diriwayatkan,
Seorang Ibu dengan bayi merahnya dibawa sang suami pergi meninggalkan rumah menuju Padang pasir, tandus, kering dan tidak ada kehidupan.
Merasa tak sanggup mengucap perpisahan, nabi Ibrahim alaihi salam hanya berjalan meninggalkan tanpa berpesan apapun,
Istrinya, sang gadis Mesir yang dari kecilnya selalu minum air salah satu sungai yang bermata airkan langsung dari Syurga, sungai Nil berlari menghampiri nya,
"Wahai Ibrahim, hendak kemana kau pergi? Apakah kau akan meninggalkan kami di tanah tandus kering tanpa teman maupun kehidupan disini?"
Ibrahim terus berjalan, tidak sanggup menjawab bahkan melihat wajah Hajar, Istri terkasihnya...
3 kali, Hajar, Ibunda Ismail alaihi salam bertanya tanpa ada jawaban,
Setelahnya ia bertanya, "apakah ini adalah perintah Rabb kita, Allah Azza wa Jalla?"
Nabi Ibrahim menjawab, "Iya."
"Pergilah, kalau ini adalah perintah Allah Ta'ala, Dia tidak akan menelantarkan kami. Berdagang dengan Allah Ta'ala tidak akan merugi, ia tidak akan meninggalkan siapa yang bergantung hanya kepadaNya."
Maka, Hajar kembali kepada anaknya dan Nabi Ibrahim alaihi salam menengadahkan tangannya ke langit, "Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati."
Air Zamzam bermula
Dimulailah episode kehidupan Hajar membesarkan anak sendiri. Bayangkan kalau Bu ibu pada masa kini LDR dengan suami tanpa bekal, tanpa keluarga.Berusaha menghidupi sang putra, berlarilah ia, bolak balik dari Syafa menuju Marwa lalu berbalik lagi. Sampai akhirnya di puncak perjuangan nya dan sikap berserah diri, Allah Ta'ala kabulkan ikhtiar nya. Memancar lah air yang segera dibendung oleh Hajar.
Maka, kata Rasulullah alaihi salam, "semoga keberkahan selalu dilimpahi kepada ibu Ismail, karena lagi lagi usaha nya membendung air lah sampai sekarang air zamzam menjadi sumur dan tetap lancar mengalir. Andai saja Hajar membiarkan air tersebut, maka air akan terus mengalir tidak terkumpul dan menjadi sebuah sumur."
Melihat ada air, burung berdatangan dan terbang berputar putar di atas air. Perilaku burung tersebut menjadi penanda bagi kaum Jurhum yang sedang melintas. Setelahnya lembah tandus itu mulai berpenghuni dan beranak Pinak.
Karena kasih sayang seorang ibu, bermula lah air zamzam yang hingga kini masih terus ada tanpa pernah kering. Itulah mengapa banyak Khotib Idul Adha yang kembali mengingatkan kita untuk berbakti pada ibunda.
Kisah Kasih Sebuah Keluarga
Idul adha, ibadah haji, rukun haji, menyembelih hewan qurban, kesemuanya tidak lepas dari kisah keluarga nabi Ibrahim alaihi salam.Keikhlasan sang ayah mengorbankan puteranya berhasil membawanya lulus ujian. Pun sang anak yang dengan sabarnya menjalani semata karena perintah Allah. Tak lupa ada andil perjuangan Ibu membesarkan sang anak tanpa suami si tengah padang pasir.
Sungguh indah kisah keluarga ini, penuh tauladan yang baik, keluarga yang bermodalkan kepercayaan
Jika ini perintah Allah SWT, maka lakukanlah.
Mengapa Menyembelih Kurban?
Rangkaian kata diatas adalah tulisan idul adha tahun lalu yang pernah saya tulis di Facebook karena saat itu belum ada blog.Dan kenapa saya share kembali?
Dituliskan kembali dengan tambahan dibawah ini, selain agar teman-teman baru saya di dunia blogging dapat membaca. Saya juga sedih membaca salah satu postingan tokoh dan salah satu komentar pada postingan itu menyatakan "lebih baik memberikan beasiswa kepada anak baik tapi kurang mampu, karena aset yang berharga pada zaman modern ini adalah kesetaraan pendidikan, bukan hewan peliharaan seperti zaman pastoral"
Huft!
Entah apa yang mendasari beliau beliau itu berpikir seperti itu.
Kenyataannya banyak orang tidak mampu di dunia khususnya Indonesia. Jangankan untuk bersekolah, untuk makan saja susah apalagi makan daging. Makan telur saja sudah mewah, coba sesekali tontonlah acara bedah rumah di gt* atau bahkan lihat sekitarmu.
Dengan adanya idul adha yang disyariatkan berkurban ini selain simbol menaati perintah Allah Ta'ala yang dulu diperintahkan kepada nabi Ibrahim as. Juga sebagai ajang berbagi kepada orang orang yang tidak beruntung makan daging tadi.
Kita mungkin lebih mudah, ingin makan rendang di hari biasa tinggal beli ke warung nasi padang, atau pergi undangan setiap Minggu sudah pasti ada daging sebagai menu andalan. Lalu bagaimana dengan orang orang kurang beruntung dalam materi yang untuk makan sehari 3 kali saja tidak mencukupi?
Kenapa orang-orang tersebut tidak berpikir seperti itu? Orang-orang mampu berkurban, orang-orang tidak mampu merasakan kenikmatan. Toh yang berkurban juga disunnahkan untuk mengambil bagian juga untuk dinikmati.
Lengkapnya syariat Islam ini, setelah Idul Adha adalah hari tasyrik. Hari dimana kita diharamkan untuk berpuasa, hari makan sedunia. Artinya, tiga hari ini Allah Ta'ala larang untuk berpuasa (jika saat itu misalkan hari yang disunnahkan berpuasa Senin Kamis, Ayyamul bidh) untuk menikmati daging daging kurban tadi. Selain itu bagi jamaah haji ini adalah hari melempar jumroh di Mina yang juga sebagai simbol melempar setan yang saat itu menggoda Abu Tauhid agar melanggar perintah Allah Ta'ala.
Kembali ke pelarangan puasa, jika selama ini mungkin si fakir memilih untuk berpuasa Senin Kamis agar sekalian menghemat makan, ketika hari tasyrik ini tiba, ia dilarang makan untuk kemudian mengolah pembagian daging kurban lalu menikmati masakan tersebut.
Ada saatnya Allah SWT perintahkan puasa baik saat yang wajib seperti Ramadhan dan puasa Sunnah yang termaktub dalam hadist. Itu juga untuk apa? Untuk kesehatan manusia, sebagai penahan nafsu dan juga agar kita ikut merasakan bagaimana menahan lapar orang orang miskin yang biasa menahan lapar.
Pun disyariatkanNya hari raya kurban yang diikuti hari-hari tasyrik setelahnya.
Ayolah saudaraku Muslim, perbanyak lagi mengenal agama kita, karena sejatinya hidup di dunia ini hanya tempat mengumpulkan bekal. Bukan sekadar tempat belajar hingga merasa diri sudah hebat dan berani menentang Tuhan.
Naudzubillah...
Ingatlah selalu kalimat ibunda Hajar dan putranya yang kelak keturunannya menjadi penutup para nabi,
Jika ini perintah Allah Ta'ala, maka lakukanlah
19 Komentar
Ka Muna, apakah tujuan penyembelihan kambing kurban termasuk korban penghapusan dosa?
BalasHapusKalau dalam Islam, hal ini bukan untuk penebusan dosa kak Uli, ini semata sebagai ketaatan kita kepada Allah Ta'ala sama hal nya ketika nabi Ibrahim alaihi salam diperintahkan untuk menyembelih anaknya nabi Ismail alaihi salam. Karena ketaatan, keikhlasannya, kesabarannya melaksanakan perintah Allah Ta'ala makanya akhirnya diganti Allah dengan domba. Jadi bukan sebagai penghapus dosa
HapusKusuka kisah ini, gak pernah gak tersentuh merasakan getaran taat keluarga Ibrahim.
BalasHapus"Jika memang Allah yang perintahkan"... adalah keyakinan yang maha tinggi akan perintah dan kasih sayang Nya.
Tak ada keraguan, bahwa Ia akan hadir menolong hambaNya yang taat dan berserah
Good inspiration,Una
jika ini perintah Allah".
BalasHapusAhhh awak sering tertampar sama kalimat ini.
Kadang sering langgar perintah juga.. hikss
Mereka tidak tahu kak "value" dari berkurban.. Jika memahami sejarahnya, alangkah kita merasa pengorbanan yang bisa kita lakukan selama ini belum ada apa2nya. 😢
BalasHapusKadang masih suka sedih dan menangis saat parang mulai ditancapkan di hewan kurban dan darah mengalir. Bagaimana kala itu hati Nabi Ibrahim ya?
Semoga ini senantiasa mengingatkan kita semua ya kak. Nice post. Kk
Suami kk sering ingetin kalo kk nanya soal perintah Allah yang ada di Al Qur'an. Dan dia selalu bilang, jangan tanyakan kenapa jika memang itu perintah Allah. Dan sebagai orang beriman, memang harus seperti itu ya na..
BalasHapusMasya Allah...kalimat Tauhid yang penting banget dihunjamkan didada sendiri n anak ya...jika ini perintah Allah...no excuse...siap grak laksanakan tanpa tapi...
BalasHapusHuhuu.. selalu terharu membaca sirah nabi Ibrahim AS. Semoga kita bisa meneladani keluarga shalih/shalihah Nabi Ibrahim AS yaa.. aamii . Tfs Una
BalasHapusMembaca siroh nabi selalu bikin awak terharu...
BalasHapusTapi awak kok salfok sama gambar dombanya.
HapusTatapannya manja
masyaallah memang kalimat dhsyat yg diajarkan ibunda siti hajar pada kita.
BalasHapusWajar jika nabi Ibrahim mendapat gelar bapak para anbiyah. Buka karena anak-anaknya yang semua menjadi nabi. Tapi karena keluarga ini semuanya benar-benar menjadi hamba Allah yang benar-benar melaksakan perintaNya tanpa ada kata TAPI dan NANTI.
BalasHapussaya juga ada baca status siapa itu, lupa. katanya daripada kurban mending apa gitu. tokoh figur publik juga, muslim pula. kadang gemes ya baca yang negatif begitu :D
BalasHapusHuhu... Kapan ya bisa kurban. Gacil akikah aja belum nih kak Una.
BalasHapusYa allah benar kali dek kalau allah sudah memberi perintah sudah sepatutnya kita laksanakan, tapi awak masih jauh dari itu, banyak kewajiban yg masih dilalaikan , :"(
BalasHapus'Jika memang ini perintah Allah'
BalasHapusMasya Allah. Tanpa tapi dan nanti.
Bismillah. Semoga kita bisa mengamalkannya.
Karena kasih sayang seorang ibu semua menjadi lebih baik. Kasih sayang seorang ibu memang tidak ada yg bisa menandingi
BalasHapusPengen berqurban deh karena selama ini hanya qurban perasaan.
BalasHapus"Jika Perintah Allah"
Namun masih banyak yang mangabaikan perintahNYA
Ini cerita selalu jadi favorit dan motivasi banget..
BalasHapusBtw, itu yg komen gitu kenapa ga kasih beasiswa ke anak kurnag mampu juga ikut kurban sih.. kenapa pakai nyinyir dulu hiks