Akhir Cerita Musuh Besar Dunia Paralel


Judul : Ceroz dan Batozar
Penulis : Tere Liye
Co Author : Diena Yashinta
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman :376 hlm
Terbit Mei 2018
ISBN : 9786020385914

Judul : Komet
Penulis : Tere Liye
Co Author : Diena Yashinta
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman :384 hlm
Terbit Mei 2018
ISBN : 9786020385938

Judul : Komet Minor
Penulis : Tere Liye
Co Author : Diena Yashinta
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman :376 hlm
Terbit Maret 2019
ISBN : 9786020623399



Mari, kembali kita temui tiga Petualang antar klan. Ada pimpinan kelompok kecil ini, Raib yang bisa menghilang. Seli, si setia kawan mampu mengeluarkan petir serta Ali si tuan muda jenius yang dapat berubah menjadi beruang pemarah.

Sekilas, buku pertama hingga keempat sebagai pendahulu


Bagi yang belum pernah mengikuti serial ini, akan saya jelaskan sedikit. Tiga buku ini adalah buku lanjutan serial bumi yang ditulis oleh penulis produktif tanah air, Tere Liye. Serial bumi yang pertama hingga keempat adalah Bumi, Bulan, Matahari, Bintang. Perlu kalian tahu guys, serial fantasi pertama yang saya baca adalah karya Tere Liye. Disaat semua orang yang hobi membaca buku menjadikan Jk. Rowling dan serial Harry Potternya menjadi penulis dan buku favorit sepanjang masa, tapi tidak bagi saya. Justru setelah baca serial Bumi ini, saya tertarik dengan serial fantasi lainnya. so, many big thanks to Tere Liye and Gpu who published the story.

Serial ini bercerita tentang tiga remaja, Raib, Seli dan Ali yang hidup sebagaimana remaja se-usianya. Sekolah, belajar, makan di kantin dan mempunyai persahabatan yang tulus. Sampai suatu hari terjadi satu hal yang membongkar rahasia jati diri kedua sahabat. Raib atau biasa dipanggil Ra ternyata berasal dari dunia lain, dunia paralel, tepatnya klan Bulan. Mama Papanya hanyalah orangtua angkat. Seli adalah perpaduan dua keturunan, Mamanya yang berasal dari klan Bulan dan Papa yang asli dari klan bumi. Mengenai Ali, diceritakan ia adalah seorang anak yang selalu ditinggalkan oleh kedua orangtuanya bepergian mengurus kerajaan bisnis. Hanya kebutuhan hidupnya yang selalu dipenuhi, bahkan besar kamarnya seluas lapangan basket untuk segala macam eksprimen.

Ketiga sekawan ini, bertualang ke klan bulan, matahari dan bintang. Awalnya hanya sekedar bertualang hingga terlibat permasalahan dunia paralel. Dari mengikuti kompetisi antar klan hingga membantu menggagalkan satu rencana jahat untuk menghancurkan dunia paralel. Namun sayang harus dibayar mahal dengan bebasnya musuh besar dunia paralel, salah satu orang terkuat yang berniat menguasai semua kekuatan dunia paralel untuk kepentingan dirinya sendiri. Kisah ini semua ada di serial pertama hingga keempat. Bintang, seri keempat adalah berhasilnya Raib dan kawan-kawan menggagalkan perobohan pasak bumi, dan disana si tanpa mahkota berhasil keluar.

Lalu bagaimana keadaan setelah bebasnya si tanpa mahkota?
Ayo, saya ajak kamu untuk mengetahui kisahnya dalam ketiga buku ini.

***

Ceros dan Batozar, pendatang baru yang memegang peranan penting 





Tahun lalu, Mei 2018 lanjutan serial bumi akhirnya dirilis. Terlalu penasaran, saya yang biasanya tim nunggu terbit di gramedia akhirnya ikut pra pesan. Tak seperti biasa, kali ini Tere Liye langsung menerbitkan dua judul. Banyak yang menyangka ini hanya spinn off  yang tidak penting dibaca, tidak ada sangkut pautnya. Sayangnya anggapan itu salah. Justru buku ini harus dibaca karena kedua cerita dalam satu buku ini akan hadir di seri selanjutnya.


Ceros artinya adalah badak. Diambil dari bahasa ilmiahnya yaitu Rhinocerotidae. Dalam buku ini diceritakan, setelah kembali dari pertualangan, Raib, Ali dan Seli mengikuti karyawisata di sekolah menuju sebuah bangunan kuno di sebuah kota. Saat terakhir kali ke klan bintang, Ali yang begitu banyak mendapatkan 'harta karun' berhasil membuat alat pelacak. Apapun yang berhubungan dengan dunia paralel akan masuk melalui sensor tersebut. Di tengah sang Guru menjelaskan, alat sensor Ali berbunyi, berasal dari bawah perut bangunan kuno. Rasa penasaran membuat mereka memutuskan untuk memeriksa dengan menggunakan kapsul yang juga merupakan buatan si jenius Ali. Siapa sangka, satu jam yang mereka janjikan kepada diri untuk kembali, malah menghabiskan waktu berhari-hari di dalam banguan perut bumi. Pertama masuk, betapa bahagia melihat panorama cantik matahari terbenam, sayang tidak lama kemudian terjebak dengan monster berkepala badak.


Lantas apa yang mereka lakukan? tentu saja bertarung demi bertahan hidup. Ketika mereka semua sudah ingin menyerah, tiba-tiba matahari kembali terbit, sang monster seketika hilang digantikan dua pemuda.


Di dalam perut bumi tersebut, mereka bertemu klan lain, Klan Aldebaran, konon Klan tertua yang bahkan yang pertama kali mengajari makhluk bumi. Mereka hanya berdua, mempunyai wajah mirip bernama Ngglanggeran dan Ngglanggeram. Seperti biasa, Ali sang jenius yang menyimpulkan kalau kedua orang ini merupakan monster badak yang mereka temui ketika malam. Sama seperti Ali yang bisa berubah jadi beruang, maka hal itu juga terjadi dengan si kembar,  matahari terbenam adalah pemicu mereka berubah. 

Ketika Raib bertanya apakah mereka bisa pulang, dijawab tidak bisa. Benda dari atas bisa menembus masuk tetapi tidak bisa menembus keluar tanpa pengendali milik mereka yang tercuri dua ribu tahun lalu oleh seseorang yang sangat ambisius. Ya, bisa ditebak bahwa seorang pemuda yang datang dua ribu tahun lalu adalah si tanpa mahkota. Ali faham bahwa sarung tangan yang didapatnya di ruang buang sampah klan bintang adalah milik kembar. Jika, digunakan oleh kembar maka akan menjadi Ceroz terkendali yang bisa kembali ke permukaan bumi.

Pada kisah ini, Ali mengajarkan tentang pengorbanan. Saat membaca ini, jujur saya menangis. Entah pembaca lain juga atau hanya saya yang terlalu melankolis. Ali menyerahkan sarung tangan ke pemilik semula, meminta mereka mengantarkan Raib dan Seli. Si rambut kusut - begitu dia biasa dipanggil - mengorbankan dirinya terkurung disini hanya agar kedua sahabatnya bisa kembali ke kehidupan normal. Raib menolak, Seli menangis, sementara Ily menyetujui usul Ali.


Batozar, adalah kisah kedua dalam buku ini. Sepulang karyawisata, masyarakat kota tiga sekawan geger, koran dan televisi memberitakan bahwa ada alien yang datang, sebuah kapsul terbang tertangkap kamera sedang melintas. Raib tentu saja ingin mengetuk kepala Ali karena tidak berhati-hati sampai Ily ketahuan. Ternyata setelah miss Selena mengumpulkan mereka, itu adalah kapsul terbang curian milik pasukan bayangan. Batozar, seorang kriminal paling berbahaya seantero klan Bulan lah yang mencurinya. Miss Selena berpesan agar Ali tidak mencari tahu, tapi sayangnya seperti kata Raib, Ali adalah magnet atas setiap masalah yang ada. Tanpa sengaja saat ke rumah makan ingin membeli pesanan Mama Raib, mereka bertemu dengan seorang berciri seperti yang disebutkan miss Selena, ialah Batozar, sang penjagal mantan pasukan pengintai terbaik klan bulan.

Raib, Ali dan Seli sepakat mengikuti Batozar, awalnya berhasil. Mengikuti Batozar yang memakan makan siangnya di sebuah taman sampai akhirnya kehilangan jejak di sebuah Mall, tepatnya di sebuah ruang ganti. Mengikuti pola kebiasaan, esok harinya mereka kembali mengikuti Batozar, kali ini, Ali berhasil mengajak ngobrol dan meninggalkan alat pelacak. Sampai disini, ketika membaca petualangan mereka, saya deg-degan, takut Batozar sejahat yang diceritakan.

Ali berhasil. Alat pelacak bekerja. Mereka mengetahui keberadaan Batozar di sebuah gudang produksi. Keadaan terkepung oleh seluruh pasukan klan Bulan. Ternyata kedatangan Batozar ke bumi untuk mencari Raib, sang Putri Bulan yang mempunyai kemampuan berbicara pada alam untuk mengembalikan ingatannya akan wajah sang istri dan anak. Batozar memaksa Raib saat itu yang dijawab Ali bahwa kemampuan itu tidak bisa hadir begitu saja. Karena perkataannya, Batozar membawa tiga sekawan ke sebuah tempat yang disebut Ali sebagai kutub utara lewat portal cermin.
Disana Batozar terus memaksa Raib berlatih, namun sia-sia. Seberapa kuat Raib mencoba, tetap tidak berhasil. Batozar terus mendesak hingga ia membentak dan meninggalkan ketiga remaja tersebut. Batozar kembali dengan berita baik bagi Raib dan saat itu ia memutuskan untuk melepaskan tujuannya.


Komet, Perjalanan di Pulau hari Senin hingga Pulau hari Sabtu


.

Sejak peristiwa penangkapan Batozar, tiga sekawan kembali menjalani kehidupan normal. Tidak dengan Ali yang tidak sabar ingin kembali melanjutkan petualangan. Begitupun dengan Tanpa Mahkota yang tidak kunjung muncul menyerang. Pencarian Ali melalui buku-buku yang pernah diwariskan salah satu tetua klan bintang membuatnya mengetahui sesuatu.

Satu informasi dari Ali diamini oleh Av, maka berangkatlah mereka bertiga ke festival bunga di klan matahari. Dugaan mereka, si Tanpa Mahkota akan meminta kepada bunga yang baru mekar itu untuk mengantarkannya ke klan komet. Maka, petinggi antar klan bersepakat tidak akan membiarkan si tanpa mahkota memetik bunga yang dapat mengabulkan segala permohonan itu.

Terlambat, salah menduga tempat terbitnya bunga matahari membuat mereka kalah langkah. Si tanpa mahkota sudah terlebih dahulu memetik dan meminta portal menuju klan komet. Ya, petualangan ini segera dimulai ketika Ali ikut melompat ke dalam portal, mau tidak mau Raib dan Seli mengikuti jejak sang rambut kusut.

Tibalah mereka di satu tempat antah berantah, di sebuah pulau dikeliling lautan sepanjang mata memandang. Tidak ada rumah penduduk, tapi masih ada harapan ketika melihat beberapa kapal yang ditautkan. Ali, manusia yang mudah lapar mengusulkan untuk mengambil sekantong buah yang terdapat di kapal, segera dilarang Raib mengatakan, "kita tidak akan mencuri".

Tidak lama setelah itu, muncul seseorang yang mengenalkan diri bernama Paman Kay. Tiga sekawan merasa senang sekaligus takut, tapi memutuskan mengikuti dan ternyata kampung nelayan ada di bawah permukaan bumi. Disana, mereka bertemu dengan bibi Nay. Ketika menyampaikan maksud tujuan mereka, Paman Kay mengatakan tidak tahu dan menyuruh untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Hari Selasa.

Tanpa kemampuan membawa kapal, mereka memutuskan membawa kapal dengan dentuman. berharap kapal akan bergerak dan tiba di tujuan. Sayangnya di perjalanan mereka dihadang oleh perompak. Butuh sedikit waktu, mereka akhirnya bisa mengalahkan. Dalam perjalanan ini, mereka bertemu seorang teman perjalanan bernama Max, yang meminta bergabung karena kapalnya dibakar perompak. Sampai di pulau Selasa, Rabu, sampai seterusnya mereka lagi-lagi bertemu dengan wajah 'Paman Kay' dengan profesi yang berbeda. Sayangnya, perjalanan mereka dikhianati oleh teman yang ternyata musuh.

Komet Minor, Tiga sekawan dan Batozar vs Si Tanpa Mahkota, siapa terkuat?




Kisah ini langsung dimulai tanpa kisah dari dunia nyata. Disaat Raib, Seli dan Ali sudah ingin menyerah, keajaiban datang. Master B yang diceritakan dalam Ceros dan Batozar muncul melalui cermin yang dimbil Ali dari reruntuhan saat penyerangan Batozar. Ali berhasil 'memanggil' Batozar menjadi sekutu mereka dalam merebut senjata yang dicari si Tanpa Mahkota untuk menggenapkan kekuatannya.

Maka, perjalanan dimulai dengan bertemu Tuan Entre, yang mengatakan bahwa senjata itu sudah terpecah menjadi tiga bagian. Masing-masing dipegang oleh Arci, Nyonya Kulture dan Finale. Berkejaran waktu dengan sang tanpa mahkota mereka mencari potongan demi potongan senjata guna menggagalkan tujuan musuh besar dunia paralel. Kejeniusan Ali kembali menjadi keberuntungan untuk kelompok  kecil ini, dengan alat tiruan yang dibelinya di salah satu kota di klan Komet minor.


Pesan yang Sampai lewat Keistimewaan Karakter

Pesan yang diinginkan penulis dari buku ini tersampaikan dengan baik melalui tokoh-tokohnya. Di setiap belakang novel serial ini selalu tertulis,
Buku ini berkisah tentang persahabatan sejati, tentang pengorbanan, keberanian, berbuat baik, ambisi dan tentang memaafkan.

"Hanya soal waktu aku akan berubah seperti mereka. Itu bisa membahayakan bagi siapa pun jika aku tinggal di atas sana. Aku bisa menghancurkan satu kota sendirian. Jadi..... aku akan tinggal di ruangan ini. Kalian bisa pulang." (Ceroz dan Batozar, Hlm 108)

Ya, nyata sekali soal pengorbanan seorang Ali dalam Ceros dan Batozar ketika ia mementingkan keadaan kedua sahabatnya dengan mengorbankan diri seribu tahun di bawah perut situs kuno.

"Tapi hari ini, Kawan, seluruh kekecewaan itu telah dipulihkan. Hari ini kami ternyata keliru besar. Terima kasih, Ali. Kami tahu sekarang, masih ada orang-orang dengan ketulusan bersedia mengorbankan diri demi sahabat." (Ceros dan Batozar, hlm 124)

Si kembar, klan aldebaran yang pernah merasa dua kekecewaan besar karena sikap penduduk klan Bumi, malam itu menyaksikan bahwa diantara sekian manusia jahat, egois, berambisi untuk kepentingan sendiri, masih ada segelintir orang yang tertanam kebaikan di dalam hatinya.

"Kalian boleh pulang setelah menghabiskan makanan. Aku tidak akan menahan kalian lagi. Pulanglah. Kehidupanku tidak lebih menyedihkan dibanding milikmu, Putri Bulan." (Ceros dan Batozar, hlm 316)

Batozar yang sempat merasa hidupnya paling menyedihkan seketika sadar mengetahui bahwa Raib dari lahir tidak pernah mengenal orangtuanya. Terkadang kita sering menganggap beban hidup kita berat tanpa sadar bahwa masih ada orang yang lebih berat beban hidupnya.

"Aku tidak akan pulang, Batozar, sebelum berhasil memutar kenangan itu." (Ceros dan Batozar, hlm 319)
Kebaikan hati Raib terhadap Batozar walau telah dimarah dan dibentak-bentak tidak surut. Dengan sekuat tenaga, sang Putri Bulan mencoba memenuhi keinginan sang penjagal berhati baik.

"Tidak apa, Ra. kamu tidur dulu, biar aku yang mendengarkan Petani Kay bercerita. Dia tinggal sendirian di rumah ini, tetangga jauh, terpisah sawah dan kebun. Dia pasti jarang mengobrol. Mungkin dia jadi terlalu semangat dan terlalu riang hingga lupa waktu, tapi tidak masalah." (Komet, Hlm 207)

Satu kisah di Pulau Rabu yang membuat saya salut dan berpikir "Jangan-jangan di dunia ini kita melakukannya." Disana, mereka bertemu dengan Paman Kay, sang petani yang hidup sendiri. Orangtua yang gemar sekali bercerita, seakan tidak ada habisnya. Ketika Ali dan Raib tidak sanggup lagi menahan kantuk lalu tertidur begitu saja, ada Seli yang tetap setia mendengarkan seoarang kakek tua. Sikap pengertian Seli kepada orangtua harus kita contoh. Disaat jaman sekarang kita lebih mendahulukan ponsel ketimbang berbicara pada orangtua yang bahkan masih tinggal bersama kita.

"Aku tahu dia berbahaya, tapi kita tidak akan membunuhnya. Aku mohon, Ali. Karena kita, rombongan kita, tidak akan pernah sama dengan dia. Kita bisa mengurungnya lagi."

Keputusan terakhir Raib, sang pemimpin rombongan kecil ini menunjukkan kebaikan hatinya. Penulis selalu mengatakan di setiap quote yang ditulis di fanpage facebook.

Jangan pernah membalas keburukan dengan keburukan. Kalau begitu, apa bedanya kita dengan dia

Lagi-lagi karakter dalam setiap karyanya mewujudkan apa yang selalu beliau pesankan.

Ya, dalam sebuah klan paralel, kebaikan-kebaikan kecil bekerja memicu berbagai hal misterius.


Kelebihan 

Satu hal yang membuat saya malas membaca genre fantasi dari dulu tidak lain karena itu hanya sihir belaka. Membaca serial bumi, saya dibuat terkagum. Pengetahuan di bidang eksak alias ilmu pengetahuan alam, nyatanya sangat asyik jika dibuatkan dalam cerita. Lewat karakter Ali yang selalu mempunyai penjelasan ilmiah,  sudah melahap buku lebih banyak dari siapa pun.
Tere Liye berhasil menjelaskan ilmu pengetahuan lewat cerita. Andai para guru Ipa juga seperti ini menjelaskannya, mungkin waktu sekolah saya enggak membenci pelajaran Biologi, Fisika, Kimia, hehe. 

Kekurangan 

Ketika membaca review orang-orang mengenai tiga serial ini, terutama komet minor. Banyak yag mengatakan alur lambat, mulai membosankan. Bagi saya tidak. Untuk orang yang pertama kali membaca genre fantasi, saya begitu menikmati, bahkan di serial komet, saat berjalan dari satu pulau ke pulau lainnya. Kekurangan novel ini bagi saya mungkin, kisah Ali. Sebagai fans berat Ali, di komet minor, Saya dibuat begitu penasaran. Apakah ternyata orangtua Ali tidak pernah ada alias sudah meninggal, atau seperti yang disampaikan bahwa ia keturunan si tanpa mahkota. Ya, kekurangannya adalah selalu membuat saya penasaran dan tidak sabaran  menunggu seri selanjutnya. Semoga keluarga Ali akan diceritakan.

Entah ini harusnya disebut sebagai kelebihan, hehe.
***


Hmmm, saya kagum dengan imajinasi penulis untuk serial ini. Tidak sekedar khayalan, melainkan  pengetahun alam serta tekhnologi yang dikemas apik dalam petualangan. 

Buku ini recommended bagi remaja, bahkan usia dewasa seperti saya masih cocok. Saking sukanya dengan serial ini, ketika saya mengajak teman untuk berdonasi buku ke sebuah pulau di Nusa Tenggara Timur, saya membeli serial ini untuk didonasikan. Berharap, Anak-anak remaja abg terinpirasi menjadi pintar seperti Ali, setia kawan seperti Seli dan baik hati seperti Raib. Dan tidak melulu berbicara tentang cinta-cintaan.

Ini belum usai kawan. Di dalam buku Ceros dan Batozar, kita menemukan fakta bahwa sedikit kode genetik Ali berasal dari Klan Aldebaran. Di komet Minor, sang Tanpa Mahkota mengakui bahwa Ali adalah keturunannya. Memang, sang musuh utama sudah tertangkap. Dikatakan bahwa Tanpa Mahkota tidak dibunuh melainkan akan dibawa ke Bor-O-Bdur. Tapi tentu saja akan ada kisah selanjutnya. Tentang Klan Aldebaran mungkin. 

Jangan lupakan catatan akhir pada komet minor, mengenai orangtua Raib, si putih alias kucing Raib dan Proxima Centauri, serial baru yang tokohnya sempat disinggung dan menjadi cameo di komet Minor. 


Ahh, siapa seperti saya yang tidak sabar menunggu? 


Bintu Anshari
Medan, 30 April 2019

Posting Komentar

31 Komentar

  1. Serasa baca cerita full nya.
    Keren resensinya.
    Awak jadi penasaran kalo ini di film kan.
    Secara pas masih Smp, nonton harry potter pertama pun, awak gak mau baca buku nya.
    Takut mata rusak karena terlalu tebal, he heheheh gak dink.

    Saat itu malu, malu baca buku cerita begitu tebal, melebihi tebal nya Al Quran. Ci eeeeh
    Soalnya dulu pas zaman sekolah, Al Quran mulai berabu di rak.

    Eeeh, malah curcol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu kak pengen dipilemin tapi kok belum percaya sama kualitas sineas Indonesia,
      Mungkin kalau masih berlatar perkotaan, sutradara, aktor aktris kita banyak yg sudah mumpuni, tapi tidak genre fantasi seperti ini
      Hehe

      Hapus
  2. Mohon utk buku selanjutnya, dibuat lagi sinopsis kayak gini mba...

    Saya menunggu dengan tak sabar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nunggu bukunya terbit aja aku udah gak sabar kaaaakkk
      Hahaha

      Hapus
  3. Ternyata buku tere liye bumi, bulan, matahari, bintang itu seri fantasi ya? Kk baru tau. Kemarin sempat penasaran juga dengan ke 4 buku itu.

    Resensinya mengaduk2 emosi n rasa penasaran yang baca nih...kereeen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Novel remaja sih kak kalau tulisannya di belakang,
      Tapi tetep ada fantasi nya,
      Karena kan diceritakan tentang klan ini klan itu
      Padahal yg namanya manusia hanya ada di bumi kan ya 😅
      Tapi fantasi nya lebih banyak cerita tentang Pengetahuan alam, jadinya tuh kaya belajar tapi dengan cara bertualang

      Bacaa kak jadi seru terus ntr anak anak nya kakak kalau udah usia 13 tahun keatas suruh baca inii hehe

      Hapus
  4. Reviewnya lengkap saya suka sekali dari cara kamu menceritakan isi buku ini serasa kita juga berada di dalamnya, bener kata kak linrana dibuat lagi ya sinopsis lengkap seperti review buku ini, saya pun tak sabar menunggu :)

    BalasHapus
  5. Wadoohhhbukan bacaan awq tere liye,, biasa baca komik jd agak keleyengan ahahah btw teruslah membaca, separuh ilmu ada karna maembaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ringan tau kak,
      Dulu aku juga males, tapi mikirnya karena menye-menye liat banyak quote quote bertebaran,
      Tapi setelah baca satu buku jadi nagih,

      Makanya gak salah kalau ada workshop atau seminar bersama Tere Liye, antrian fans Tere Liye minta tanda tangan dengan setumpuk buku udah biasak 😂

      Hapus
  6. Sekarang saya tahu knp serial Bumi dan Bulan Tere Liye ini laris sekali. Saya bisa bayangin sih, di serial ini Tere Liye emang "menggila" dengan genre fantasinya.
    Selalu salut deh sama bang Tere, salah satu penulis paling produktif di Indonesia.
    Kadang sampe mikir, ni org kok bisa menulis sedimikian banyak buku dlm waktu singkat, mana laris semua lg bukunya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu aku juga mikir gitu
      Otaknya canggih bet hahah, mana beliau kerjaannya akuntan lagi, bisa gitu ya otak kiri dan kanan bermain sekaligus

      Masyaallah

      Tapi mulai 3 buku ini, beliau udah pakai co-writer sihh...

      Hapus
  7. Aku fans berat tere liye tp belum baca serial ini karena ya itu genre nya fantasi, tapi abis baca ini aku jadi pingin baca. Padahal udah beli yg Bumi dari lama. Tp blm kebaca juga 🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca kak,
      bakal nagih 😁 tapi buku pertama kadang emang agak bosan, tapi selanjutnya lebih seru petualangan nya jadi lebih asyik

      Hapus
  8. Huaaaaa pengen bgt baca yg ini, kmrn stuck di bintang. Pengen tp blm sempet kebeli. Kalo meet up blogger sumut boleh pinjem kak hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha boleh boleh
      Abis bintang
      3 buku ini
      Kalau telat bayar denda yak wkwkwk

      Hapus
  9. Ini kayaknya udah jelasin isi bukunya. Top banget ini mah reviewnya. Di rumah ada bukunya, tapi blom dibaca2..😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buku dibeli untuk dibaca kak 😝 bukan ditumpuk


      *Ngomong ke diri sendiri 🤣

      Hapus
    2. klo mau pinjem, di rumah banyak novel tuu.. Suami aja yg baca, mamak nggak sempat.. (cari pembenaran 😝).

      Hapus
    3. Wahhhh boleh nih kapan kapan main ke rumah mamak, liat koleksi bukunyaaa 😍

      Hapus
  10. Wow... review yang lengkap dari semua seri. Dan sepertinya saya tidak sanggup mengikuti seri tere liye yang ini.
    Tapi saya juga menyukai penulis yang satu ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha nggak berat kok om. Pasti sanggup lah.
      Buku Tere Liye apa saja yang sudah dibaca OEM? Favorit yang mana?

      Hapus
  11. saya kurang suka gaya tulisan tereliye didalam nove2nya dikarenakan gaya bahasa yang terlalu berat didalam buku yang tebal itu membuat saya cepat bosannya. tapi kalau tulisan beliau sbg quote selalu badai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal asyik loh, hehe tapi selera orang emang beda sih yaa.. kalau bagi aku yang berat tulisan pakcik Andrea Hirata dan ibunda suri Dee lestari 😅

      Hapus
  12. Kak Una... Alfie suka banget dengan Tere Liye ini. Mau dong pinjam bukunya kalau lagi ga dibaca. Syukur syukur dikasih gratis. #eh

    Udah ga sabar baca yang terbaru deh.

    BalasHapus