Kematian dan Kebahagiaan



Teringat salah satu ceramah seorang ustadz yang sangat membekas dalam hati,

‌Orang beriman tidak ada kesedihan ketika maut menghampiri, lama mati semakin banyak amal sholihnya, cepat mati sedikit dosanya. Berbeda dengan yang tidak beriman akan sedih ketika maut  menghampiri, mengingat masih banyak ambisi yang belum dicapai nya di dunia ini. 

Lama, aku termenung setelah mendengar hal ini. Bukan kah apa yang disampaikan ustadz itu nyata adanya?

Meninggalkan dunia hari ini, bahagia bisa berlepas dari huru hara dunia yang penuh dengan godaan syaitan yang telah berjanji mencari 'pengikut' sebanyak mungkin untuk menemaninya di neraka kelak.

Mati hari ini, berlepas dari zina mata yang kita lihat sehari hari dari orang yang berpakaian tapi tampak telanjang.

Wafat hari ini berlepas dari mudahnya lisan menceritakan orang.

Sekalipun yang meninggal adalah alim ulama yang selalu menyampaikan risalah Nya, tidak ada kekhawatiran karena akan selalu ada penerus dakwah lainnya yang akan melanjutkan estafet dakwah menyampaikan hadist dan ayat.

Maka, ketika kematian mendatanginya, bahagia yang ia rasakan. Karena walaupun tubuhnya sudah di bawah tanah, tapi amal Sholih di dunia melindungi nya dari siksaan kubur. Akan ada pahala yang mengalir karena sedekah jariyah nya di dunia.

Tapi sayang sebagai manusia yang memang tempatnya lupa dan salah, banyak manusia mau enaknya saja.

Mau masuk surga tapi selagi di dunia tidak mengumpulkan bekal yang cukup, kalau kata meme meme yang bertebaran di Instagram

Sholat males, puasa nggak pernah, ngarep masuk surga, situ punya kenalan orang dalam?

Lalu bagaimana menggapai kebahagiaan dalam kematian?


Di dunia ini ada orang yang  terlalu mementingkan kehidupannya. Tercapai satu ambisi untuk mencapai hal lain. Dan ia selalu merasa kurang dan kurang. Tidak pernah merasa puas jika belum kesampaian. Hanya memuaskan keinginan sendiri tanpa pernah berpikir bahwa ia memiliki kemampuan untuk membantu orang lain.

Tapi di dunia ini juga ada yang sejak awal menjadikan nasihat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sebagai pedoman hidupnya yaitu "sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain" orang orang seperti ini, jika dilimpahi materi ia tidak akan lupa, pun ketika kehidupan nya masih susah, ia masih bisa mendahulukan kepentingan orang lain dan melihat bahwa masih ada orang yang lebih  susah darinya.

Orang orang jenis kedua inilah yang biasanya akan mendapatkan kebahagiaan dalam kematian.

Ketika ia sudah tiada, namanya tetap diingat, senyumnya tetap terbayang sehingga banyak yang akan mendoakan nya.

Dikubur saja dia akan menerima kiriman doa, kelak di yaumil hisab timbangan sebelah kanan tentu lebih berat daripada sebelah kiri dan masuklah ia ke dalam JannahNya.

***

Posting Komentar

24 Komentar

  1. Semoga ALLAH masukkan kita dlm golongan hamba-NYA yg selamat dunia akherat yaaa
    Aamiiin aamiiin ya robbal alamiin
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  2. Semoga kita semua bisa kembali kepadaNya dengan berbahagia ya, aamiin.
    kebahagiaan dalam kematian menjadi impian banyak manusia, mendapatkan banyak doa yang mengalir meski sudah tiada di dunia ini

    BalasHapus
  3. Bingung juga mau bilang apa...hemmm...kalau kematian itu emang sesuatu yang pasti buat qt...jadi qt harus berbuat baik selalu ya

    BalasHapus
  4. kita lebih sering mikir bagaimana hidup enak, tapi suka lupa menyiapkan bagaimana mati enak,
    makjleb banget yang kek gini una..

    BalasHapus
  5. Semoga kita dapat menyiapkan segalanya ya dan semoga selalu mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin.

    BalasHapus
  6. Sebenarnya mati itu pindah alam aja, dari kampung dunia ke kampung alam barzakh, lalu nanti semua manusia ke alam akhirat. Dunia ini cm halte tempat persinggahan orang menuju kampung akhirat. Mana ada sih orang mau lama² berbahagia di halte. Pinginnya pasti meraih kebahagiaan di akhirat yg kekal. Jannatun na'im. Tfs Una

    BalasHapus
  7. aku berusaha untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. melakukan hal2 sederhana yg aku bisa. tapi orang2 terdekat malah mencibir. ya bingung dah gimana. mau menyampaikan maksud kita, tapi belum tentu didengar

    BalasHapus
  8. Sebagai manusia, saya pun tak luput dari salah dan dosa yang mungkin tak sengaja saya buat. Namun saya berusaha dalam menjalani hidup ini, sesuai ajaran Islam dan sunnah Rasulullah. Soalnya, segala perbuatan saya di dunia akan dipertanggung jawabkan kelak. Semoga saya senantiasa berada di jalan-Nya. Aamiin.

    Terima kasih sharingnya, Mbak.

    BalasHapus
  9. Semoga kita bisa mengikuti sunnah menjadi "sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain dan menjadi mahluk yang pandai bersyukur

    BalasHapus
  10. Masya Allah, memang sebaiknya dan sepatutnya umat muslim tuh bahagia ya jika meninggal apalagi jika meninggalnya dalam keadaan baik alias khusnul khotimah. Tapi adakalanya kita merasa takut mati karena bekal yang dibawa masih amat sedikit... yuk lah perbanyak amal kebaikan kita

    BalasHapus
  11. Saya ingin jadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, sehingga selepas saya meninggal, masih dikenang dengan kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain, aamiin
    Thanks for share mbak

    BalasHapus
  12. Semoga kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah ya. Aku baca quote di atas jadi bahan renungan sendiri. Smg bisa banyak bermanfaat buat orang lain

    BalasHapus
  13. Terkadang aku masih bertanya, apakah punya ambisi dunia itu salah? Bukankah kita juga harus bekerja keras sesuai kemampuan yang kita miliki? Memanfaatkan semaksimal mungkin potensi diri yang sudah diberikan oleh Allah SWT?

    BalasHapus
  14. Kalau dipikir-pikir kadang hidup takut sama mati, tapi hidup disia-siakan gitu aja berlalu tanpa perbuatan yg bermanfaat untuk orang lain. Ya Allah tobat

    BalasHapus
  15. Terima kasih mbak atas remindernya, yang namanya kematian emang pasti ya, tinggal siap apa gak, tapi sepertinya emang harus siap...
    Beberapa hari ini menerima kabar kematian bahkan dr teman yg usianya sepantaran dan cukup bikin mikir panjang dan perenuangan... TFS

    BalasHapus
  16. Hal tentang kematian ini wajib bgt diingat atau ada yg mengingatkan kyk gini. Dunia ini melenakan, klo gak ingat setiap manusia akan pulang lalu apa yg kita perjuangkan selama di dunia. Tks sdh mengingatkan Mba

    BalasHapus
  17. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bermanfaat untuk orang lain.
    Bukan yang dimanfaatin orang lain, Aaamiiin ya Allah

    BalasHapus
  18. Pernah dengar, ketika manusia lahir, semua pada tersenyum bahagia, tatkala kembali padaNya, semua menangis, 🤧
    Kematian mengingatkan manusia, bahwasanya mati datangnya tidak bisa ditebak, tak kenal umur, waktu, dan tempat T_T
    Jadi inget apa kabar amal baik yg dibawa untuk kembali ke sang pencipta :(
    Makasih sharingnya Mbak

    BalasHapus
  19. Semoga di sisa umur ini bisa memberikan manfaat kepada orang lain
    bisa menambah amal saleh
    karena yang kekal itu memang akhirat
    jadi harus banyak bekal untuk di sana

    BalasHapus
  20. Allah.... Jadi cambuk buat kita yang hidup agar senantiasa jadi orang yang berguna bermanfaat, dan baik kepada sesama :)

    BalasHapus
  21. Duh, jadi diingatkan untuk mulai mengumpulkan bekal di akhir nanti. Menjadi orang yang bermanfaat buat orang lain adalah kunci.

    BalasHapus
  22. segala sesuatunya akan dihisab, maka mulai persiapkan amal terbaik dan menjaga tindak tanduk agar tidak keliru mengambil sebuah keputusan

    BalasHapus
  23. Semua makhluk pasti tidak akan terlepas dari namanya kematian, mau gak mau gak ada yang bisa menolaknya, semua pasti di hisab dan semoga kita termasuk sebagai orang siap semuanya dalam mengahadapi kematian ta

    BalasHapus
  24. Astaghfirullah!!
    Baca ceramah ustad di paragraf awal, aku kok jadi merinding ya karena seperti belum siap menghadapi kematian. Semoga setelah kita meninggal, kita bisa punya 3 hal yang amalannya tak akan pernah putus. Seperti amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa dari anak yang saleh.

    BalasHapus